Senin, 10 Maret 2014

Menghitung untuk Memperbaiki

 
Sudah lebih dari 2 bulan saya berada di Jakarta, ngapain zal? Yang kerjalah lah. Karena istri saya masih bekerja  juga di Pekanbaru, jadinya belum bisa menemani di kota ini. So jadi orang kost lah disini, dengan semua keterbatasannya. 

Baju terbatas, alat alat terbatas, kendaraan nggak ada, alhasil beberapa hal harus saya tahan, termasuk jika mau ke suatu tempat. Angkutan umum jadi andalan, setiap Sabtu Minggu saya usahakan untuk jalan jalan. Supaya tahu Jakarta dan nggak bosan di kost.

Karena sang ratu sudah memberikan budget yang cukup (pas) untuk hidup saya di Jakarta, saya musti jaga kepercayaan itu. Saya catat setiap pengeluaran, saya beri kategory supaya nanti analisa lebih gampang. 

Pengeluaran yang saya rasa nggak perlu ya nggak saya beli, cari makan yang murah – kalau bisa yang 10rebuan. Alhamdulillah catatan keuangan (pengeluaran) sudah ada di bulan Januari dan Februari, saya lebih mudah menganalisanya.

Pengeluaran terbesar adalah: ‘makan’, itu pasti. Kedua adalah temannya makan: camilan, karena mungkin saya nggak merokok jadi setelah makan musti nyamil. Yang ketiga nggak menyangka: ‘transport’ – padahal cuma Sabtu Minggu aja keluarnya. 

Nah dari sini saya bisa menghitung kembali apa-apa yang harus saya tekan, untuk makan saya lebih seringkan masak nasi di kost dan masak lauk seadanya – tempe ya tempe, tahu ya tahu. Sarapan dan makan siang singkong pun juga saya lakukan.

Saya juga termotivasi untuk puasa sunnah, selain pengeluaran berkurang dikit, saya juga bisa latihan puasa. Untuk transport, saya coba untuk beli kartu Flazz, karena memang saya senang menggunakan Busway dan KRL. 

Karena kalau dengan kartu ini saya bisa tahu sisa budget transport dan lebih hemat dikit. Sabtu saya di kost aja, nggak jalan-jalan lagi. Kalau minggu tetep keluar karena ikut pengajian di Al Azhar Bulungan, setelah itu jalan kaki di CFD Thamrin.
Untuk camilan saya juga rem, saya tahan nggak nyamil di kost sehari- dua hari. Kalau ada momen tertentu, seperti nonton bola, baru beli camilan. Setiap jalan jalan pun saya selalu bawa air putih, minimal 2 botol. Kalau  beli camilan di luar tuh rasanya terbayang, gimana nih laporan keuangan saya nanti. 

Karena di akhir Feb, saya merasakan bener bahwa duit sisa saya sudah pas. Nggak berani coba coba beli yang lain, bisa bisa saya nggak makan. Nah catatan pengeluaran ini sangat penting menurut saya, karena analisa pengeluaran bisa di ketahui dan bisa action juga.

Apalagi kalau anda yang jadi sadar bahwa pengeluaran lebih banyak dari pemasukan, kita jadi mikir – wah harus cari pemasukan baru. Kalau enggak, hidup ya kayak gini aja – seperti perlombaan tikus yang dikatakan Robert T. Kiyosaki. Hidup yang akan kita jalani tahun ini bisa di kontrol dan di atur dari bulan per bulan, perbaikan selalu kita lakukan. 

Cara cara baru untuk menghemat kita coba, dan cara cara baru untuk mencari pendapatan baru juga kita lakukan. Saya yakin di akhir tahun, keuangan anda bisa jadi lebih baik – daripada teman teman yang tidak melakukan pencatatan.

Teman kita hanya tahu tiba tiba, lho kok uang saya tinggal segini. Lho kok saya nggak beli apa apa, lho kok teman teman yang lain bisa beli macam macam - Itu hanya dari catatan finansial sederhana. 

Apakah kita juga ingin memperbaiki hidup di dunia, lebih dekat berhubungan denganNya, lebih banyak beribadah dan beramal kepadaNya, bisa meraih mimpi jutaan manusia untuk hidup di Surga kelak. Saya yakin anda sudah tahu apa yang harus dilakukan.... catat amal baik dan buruk anda sekarang juga.

1 komentar:

  1. Eh di Jakarta? Selamat menempuh hidup baru ya Mas. Semoga dilancarkan hidup di Jakarta ini.. :)

    BalasHapus

Barusan Pulang

Friendship