Senin, 11 Juni 2012

Membagi Monyet

Monyet kok dibagi, monyet pintar sih gak apa apa – bisa buat jaga rumah he he. Ini minggu saya masih berminat mengulas sekitar dunia kerja. Tema diatas saya dapat saat mentor TBE (kelas entrepreneur dari Dinar Coach), memberikan artikel dari INDONLP newsletter untuk dibaca terlebih dahulu sebelum kelas di mulai. Ternyata isinya membahas mengenai monyet …lha ketemu monyet lagi?? Daripada penasaran mendingan kita turun satu alenia untuk menjelajahinya.

Pernah dengan tentang delegasi, pasti dong…. masih di tema manajemen waktu – salah satu tujuan di delegasikannya suatu pekerjaan ke orang lain adalah untuk menghemat waktu si pendelegasi. Karena orang sukses/ kaya mempunyai prinsip “Spend Money to Save Time” dan bukan sebaliknya, pemimpin pun bisa menerapkan prinsip yang sama untuk menghemat waktunya dan menaikkan kapasitas bawahannya. Bukan malah dia mengerjakan kerjaan bawahannya….kacau!.

Wei dimana Monyetnya? Sabar lha, nih ambo kasih: Suatu ketika anda sedang tergesa-gesa masuk ke kantor, salah satu staff anda mendekati dan menyapa “Selamat pagi Pak, boleh saya bicara sebentar? Kita ada masalah nih, Pak”. Karena anda perlu mengetahui masalah-masalah direct report Anda, maka anda pun berhenti dan mendengarkan staff anda menjelaskan masalahnya secara rinci. Karena pemecahan masalah itu memang bidang anda (ya iyallah, dia kan bawahan anda), tak terasa waktu pun berlalu, ternyata obrolan itu memakan waktu 30 menit.

“Ini masalah penting, tetapi saya belum ada waktu membahasnya. Biar saya pikirkan dulu, nanti saya beri kabar.” Diskusi tersebut membuat anda terlambat ke ruangan kerja. Sekarang saya tanya : “Udah liat monyetnya??”….. belum ya, niha”: Saat sebelum anda masuk kantor, sesungguhnya monyetnya ada di punggung staff anda. 

Ketika anda berdua membicarakannya, masalahnya menjadi pertimbangan bersama, maka monyet pun memijak punggung anda berdua. Namun saaat anda mengatakan “Biar saya pikirkan dulu, nanti saya beri kabar,” beban di punggung anda menjadi berlipat sementara staff anda pergi dengan beban 20 Kg lebih ringan. 
Kenapa begitu? Sebab monyetnya sudah sepenuhnya pindah ke punggung anda. Seumpanya masalah yang dipertimbangkan itu adalah bagian tugas dari staff anda, dan jikalau sesungguhnya ia mampu betul memberikan usulan solusi bagi masalah itu. 

Maka ketika anda membiarkan monyetnya pindah ke punggung anda, itu sama saja anda secara sukarela mengerjakan dua hal yang semestinya dikerjakan staff anda. Apa tuh: menerima tanggung jawab atas masalah milik staff anda dan menjanjikan laporan perkembangan kepada staff tersebut. Besoknya staff anda menanyakan mengenai perkembangannya, dan anda masih belum menyelesaikan….jadinya anda tertekan mengerjakan pekerjaannya dan bukan pekerjaan anda. 

Mau lihat monyet lagi, siapin kacang dulu dong……Anda menerima memo/ komunikasi dari Roni, salah seorang staff anda yang intinya berbunyi. ‘Kita kurang didukung bagian Purchasing untuk pembelian spare part yang urgent. Bisakah Bapak berbicara dengan Manager mereka? Tentu saja anda mengiyakan. Setelah itu telah 2 kali Roni menanyakan mengenai spare part yang urgent tersebut. 2 kali pula anda merasa bersalah dan menjawab ‘jangan kuatir, pasti saya bicarakan secepatnya’.

Satu lagi monyet yang melompat ke punggung anda, yakni membuat uraian tugas buat Karni. Ia staff yang baru dipindahkan dari Dept. lain ke tempat anda, karena ada posisi baru di tempat anda. Anda belum sempat membuat uraian tugasnya dan ketika dia bertanya. Anda berjanji akan menguraikan tugas-tugas dan tanggung jawabnya di posisi baru tersebut. 

Anak anda yang laki (kalo anaknya perempuan?, sama aja deh) pulang dari sekolah dan berteriak gembira: “ Ayah Ibu! (ehhmm Bunda bisa juga), aku lolos seleksi tim sepak takraw. Anda berkata “wow  Bunda senang dan bangga nak, kemudian ia berkata: aku mau dijemput di tempat latihan di hari Selasa – Kamis – Jumat sepulang sekolah. 

Woiiii anak anda melempar monyet, awalnya kabar gembira tapi anda dan istri anda sekarang menerima monyet itu bukan. Mungkin anak anda terlalu kecil untuk mengemudi, namun ia harus diajarkan bertanggung jawab atas apa yang ia pilih dengan mengupayakan alternatif transportasinya.

So, mudah kali anda mengambil monyet-monyet orang lain dalam segala kehidupan, padahal sebetulnya itu tidak perlu. Kemudian anda terlantarkan monyet anda sendiri dan membuat orang lain tergantung kepada anda serta mengurangi kesempatan mereka untuk belajar memecahkan masalah mereka sendiri.

Aduh...ternyata capek ya nggendong monyet. Apalagi monyetnya orang lain ikut di gendong juga, semoga dengan postingan ini bisa memberika manfaat bagi kecermelangan karir anda. Untuk versi lengkapnya bisa membaca INDONLP Newsletter, dan minggu ini saya gak bagi-bagi ebook. Stock ebook sebelumnya  masih banyak, coba cek di postingan sebelumnya.

3 komentar:

Barusan Pulang

Friendship