Senin, 24 Maret 2014

Aku Menyesal Telah Disuap


Eits...... aku tersadar telah disuap, menerima yang tak pantas diterima.
Bibir nggak bisa berkata-kata, hanya diam dan menerima.
Mulutku terkunci rapat menerima segepok uang dalam tas plastik hitam.
Hati tidak bergemuruh, otak tak merasa linglung.
Tangan menyodor maju, bertopang kaki yang tidak bergerak mundur
.

Sedetik kemudian, otak berpikir cepat untuk mencari pembenaran.
Ini hanya pemberian, manusia harus bisa memaafkan.
Terbayang pulang dengan riang, istri di rumah pun pasti akan senang.
Akan kusimpan di tabungan, sebagian ku berikan ke panti asuhan.


 

Aku tahu ini karena laporan keuangan seseorang, aku tahu karena telah memeriksanya berulang-ulang.
Ada pengeluaran tidak masuk akal tiap bulan, yang aku periksa di jurnal laporan keuangan.
Oh selama ini aku tidak menyangka, dibalik tingkah lakunya yang biasa aja.
Gelagat curigaku diketahui pembuat laporan, dengan sigap dia bisa membuat rencana dan tujuan.


Kini berjuta rupiah berada di tangan, terencana di benak pikiran beragam buah tangan.
Kami bisa memberi saudara dan ponakan, saat nanti di hari lebaran.
Aku biarkan laporan ini apa adanya, walaupun saya tahu jurnal ini ada apanya.
Tidak ada catatan khusus di lembar resume, aku pun nyenyak tidur diiringi lagu pok ame ame.

Hoamm...nikmatnya bangun di dini hari, ditemani malaikat dengan ibadah sendiri.
Berdiam diri menunggu subuh, bibir berdzikir hatipun teduh.
Srettt, teringat kresek hitam berisi lembaran dinar, kanan kiri tidak ada.
Pikir pikir pikir .... ini Cuma mimpi ya? Laporan keuangan, uang berjuta dalam kresek hitam.

 
Langsung menyesal dalam tawa, sedih dan syukur bersama hadir dalam dada.
Syukur karena terhindar dari dosa yang nyata
Tapi sedih, tidak berhasil menerima ujian.
Bagaimana aku bisa menerima ujian saat sadar, saat tertidur saja berbuat dosa.
Semoga ini jadi pertanda, Alloh menyayangi umatnya – latihan untuk menyadari kesalahan.
Saat ujian nyata itu datang, aku bisa bertahan – sehingga tidak menyesal kemudian.

0 comments:

Posting Komentar

Barusan Pulang

Friendship