Senin, 15 Agustus 2016

Kenapa Bercerai Halal tapi Dibenci Allah

Pulang dari Pasar tiba-tiba istri saya menyemburkan that word, saya yang sedang merapikan handuk Cuma melongo. Whats going on! ... “Engko tak terusno, tak nyiapno mangan disik” lanjut istri, “oke doesnt matter” nerusin handukan.

“Jadi gini kenapa kok bercerai itu halal tapi dibenci Allah”, saya sambil makan mendengarkan seraya menyelesaikan kunyahan terakhir di mulut. "Karena memang kadang orang menikah itu tidak menemukan kecocokan, atau baru mengetahui tabiat asli pasangan setelah beberapa bulan menikah, mustahil untuk dilanjutkan, atau malah timbul ke dzholiman bila tidak segera berpisah."

“Terus kenapa jadi dibenci? Karena akan banyak mudharat yang timbul, seperti kadang secara tidak sadar pasangan tadi menjelek jelekan mantan suami/ istri. Hampir semua orang yang ditemui diceritakan keburukan mengenai mantan. Pertama jadi dosa ghibah, kedua citra menjadi turun."

Senin, 08 Agustus 2016

Geram di Pabrik, seperti macan ompong

Kamis kemaren saat meeting rencana produksi, saya geram sekali. Karena tidak bisa berbuat banyak, saat kantor pusat (HO) menetapkan sesuatu yang menyebabkan proses terhambat. Halah ambigu dan biasa banget bahasanya...spesifik dong. Jadi saya nggak bisa melakukan pengiriman order karena HO memutuskan untuk mengganti jadwal produksi.

Kejadian-kejadian seperti selalu muncul, hampir semua Dept. merasakan hal yang sama. Diminta melakukan sesuatu namun ada kebijakan yang tidak sejalan, ada divisi yang kurang support, ada peraturan yang menghambat. Eksekusi cepat kami kadang terkendalan birokrasi, eksekusi lambat kami seringkali jadi bulan bulanan.

Hal seperti ini terasa sekali saat salah satu perusahaan asal Jepang membeli sebagian besar kepemilikan Perusahaan. Hampir 5 tahun ini mungkin mereka mencari bentuk idelogis apa yang baik untuk struggle di pasar Indonesia. Hingga saat ini hampir sebagian besar sistem, struktur, peraturan berubah, dan berkali kali berubah. Kadang berubah kembali ke awal, terus berubah beda lagi.

Senin, 01 Agustus 2016

Neolib Makin Subur

Sebelumnya saya memulai, anda pernah dengar, baca dan lihat berita berita atau spanduk yang menuliskan Neoliberalisme dan Neokapitalisme kan?. Paling rame adalah saat menjabatnya Pak SBY sebagai Presiden di periode ke dua. Nah ramenya karena beliau memilih wakil Presiden Pak Budiono, yang banyak orang membicarakan sebagai antek Neoliberalisme atau disingkat Neolib.

Baru baru ini juga, tepatnya tanggal 1 Agustus. Headline koran Suara Merdeka memberi judul Neolib Reborn. Hal ini terkait dengan reshuffle kedua kabinet Jokowi-JK. 

Nah Neolib iku opo sih..... saya juga pengen tahu sebenarnya. Mungkin hasil pencarian saya ini berguna bagi kamu yang lagi baca tulisan ini. Neolib berasal dari 2 kata yaitu ‘Neo’ dan Liberalisme’. Kalau Neo udah pada tahu lah, artinya ‘Baru’. Kalau Liberalisme, berasal dari kata Liberal + isme... malah panjang aja ya.

Barusan Pulang

Friendship