Sabtu, 16 Maret 2013

Kartunet Kampanye Aksesibilitas Tanpa Batas

 
Kadang mikir hadiah apa yang bakal dikasih sama Dotsemarang untuk gelaran LBI Ini, capek capek posting + nulis lagi permintaan mereka >> tapi balasannya….. hmmm nggak tahu. Tapi kenapa sampe pekan kesepuluh ini saya masih ikutan?.... Nah itu dia, ada apa ya?

Saya coba beralih mindset. Ada ‘hal lain’ yang bisa saya dapatkan, yaitu semangat kompetisi, konsistensi, dan pembelajaran. Seperti kali ini di postingan tema, bener bener gak kepikiran harus nulis tentang  fasilitas untuk orang disabilitas. Ini yang di sebut ‘Hidden Gift’ di Liga Blogger Indonesia yaitu *Kesempatan belajar hal-hal baru* , namun ssemua itu ya tergantung kita juga sih – bagaimana cara pandang terhadap sesuatu.

Bekerjasama dengan Kartunet dan XL, posting tema LBI minggu ini adalah ‘Kartunnet Kampanye Aksesibilitas tanpa Batas’

******************** 
Kadang  aku anggap ini sebuah ujian, namun kok berat sekali – walaupun Alloh tidak akan memberi cobaan yang tidak bisa di tanggung umatNya. Atau aku anggap ini musibah – namun di setiap 1 kesulitan Alloh memberikan 2 kemudahan. Atau mungkin ini hukuman – karena setiap manusia akan mendapat balasan di dunia dan di akhirat. Kadang juga tidak aku pikirkan kenapa ini terjadi padaku.

Setiap hari ku berdoa, bertanya dan mohon ampun serta mohon kesembuhan. Tiada lelah aku memohon, aku paksakan di sepertiga malam untuk mengadu kepadaNya. Namun aku harus tegar, menerima apa yg telah terjadi. Hidup tetap akan kujalani dan kuarungi hingga nanti terhenti di suatu hari. Istriku setia menemani, kakak dan adik berdoa setiap hari, teman teman selalu disamping berdiiri. Iman tetap teguh di hati, aku akan perjuangkan dengan kondisiku ini.

********************

Lebih dari sebulan setelah kecelakaan itu, aku mencoba keluar menampakkan diri. Istri dan Ayahku membantu berdiri, menuntunku melihat matahari. Sepi …. tidak terdengar angin berhembus, anak anak yang berlarian ataupun gerak dedaunan. Siksaan pendengaran ini kurasakan lagi, terasa air mata meleleh lagi, semakin lama semakin deras. Hampir saja aku ingin mati saja, namun prasangka baik tetap kujaga kepada Tuhan. Setiap kejadian pasti ada alasan, hidupku di dunia juga pasti ada alasan.

Lebih dari 3 bulan setelah hari itu, istriku mengajakku keluar jalan jalan. Dari kekurangan ini aku bersyukur masih bisa memahami bahasa gerak kata, komunikasi saya dan istri masih lumayan lancar. Senang rasanya bisa melihat lagi keramaian kotaku, Pekanbaru kota bertuah, bumi lancang kuning. Walaupun dari pandanganku semua terasa sepi, banyak suara, banyak kata, banyak bunyi, namun aku tidak mendapatkan resonansi.

 Lebih dari 6 bulan sering keluar rumah, jalan jalan, cari makan, kebutuhan sehari hari. Mulai peduli dengan sesama, cari cari orang orang yang mempunyai nasib sama – tuna rungu. Bagaimana caranya nyari ya? Selama 5 tahun di kota ini, belum pernah dengar ada tempat berkumpul para penyandang disabilitas. Sekolah khusunya saja (SLB), baru tahu satu tempat. Tuna rungu dari lahir, lebih kasihan lagi. Karena dia tidak mengenal kosa kata, nggak paham dengan gerak mulut saat berbicara.

Lebih dari 9 bulan mencari cari teman tuna rungu akhirnya dapat kutemui, berbagi cerita sungguh menenangkan dan menyenangkan. Beberapa bahkan tidak mempunyai keluarga, ahh… sungguh beruntung saya. Sedangkan saat mencari fasilitas umum untuk tuna rungu di kotaku– hasilnya nihil. Mulai dari searching di internet, tanya ke dinas sosial, hingga berkunjung ke kantor kecamatan, memang untuk tuna rungu – nyatanya belum disediakan. 


Yang ada baru untuk penyandang lumpuh, beberapa jalur kursi roda untuk masuk ke gedung, arena olahraga dan kantor pemerintahan  telah tersedia. Namun untuk teman-teman penyandang disabilitas yang lain, seperti saya – hanya bisa berharap dan bersabar. Kota ini nggak bersahabat dengan kita, nggak nyaman buat teman teman yang menjadi penyandang disabilitas lainnya.

Setiap orang pasti ingin hidupnya menyenangkan, minimal nyaman buat aktivitas. Disamping orang normal, penyandang disabilitas seperti saya juga ingin bisa beraktivitas. Tidak ingin bergantung terus ke orang lain, ingin mandiri. Keadaan seperti ini juga bukan saya yang memilih, tetapi Tuhan yang menitipkan di kehidupan saya. Saya rasa pemerintah sebagai pengatur dan pengayom masyarakat, berkewajiban untuk memberikan pelayanan untuk semua warga – tak tekecuali saya dan teman teman penyandang disabilitas. 


Kami ingin juga bisa beraktivitas layaknya orang normal, nggak harus sama, minimal mendekati. Dan bisa bekerja sama, untuk siapa? Ya untuk diri saya, orang lain, tetangga sekitar, serta masyarakat kota ini. Saya gak berharap banyak pemerintah akan tergerak dengan membaca tulisan ini, minimal Kartunet dan XL memberikan apresiasi di Gelaran
‘Kartunnet Kampanye Aksesibilitas tanpa Batas’.


******************
Berikut Foto-foto fasilitas Disabilitas di Pekanbaru - Riau 

Venue Anggar 1
Venue Anggar 2


Venue Anggar 3

Kantor Dekranasda 1
Kantor Dekranasda2

SSK II Airport 1
SSK II Airport2


SSK II Airport 3
SSK II Airport 4



13 komentar:

  1. Pertmax...wah poto2nya buat kangen pekanbaru lg..di setiap kekurangan pasti ada kelebihan,terkadang yang di beri kelngkapan menyia-nyiakan..harusnya kita yg normal harus selalu bersyukur dan selalu introspeksi diri..salam buat anak2 BU L

    BalasHapus
    Balasan
    1. Selamat, anda mendapatka ucapan terima kasih dari saya he he.
      Insyaallah disampaikan salamnya

      Hapus
  2. hehe.. dengan gugup, lbi memang belum bisa menjanjikan sesuatu yang bisa wah. Kami hanya bisa menerka-nerka, apakah yang bisa kami beri.

    jujur, kami juga bingung dengan dana yg masih terkumpul belum jg kami dapatkan.

    semoga ini bukan karena mengejar hadiah, tapi karena kami yakin, anda suka menulis dan disini hanya memberi tantangan.

    bebrepa orang sudah banyak yang tidak melanjutkan, sebenarnya itu sah-sah saja,

    sekarang tinggal niat anda saja dan jujur kami juga lelah sebenarnya.

    terimakasih utk apresiasi dan semangatnya

    BalasHapus
    Balasan
    1. Wuih wuih....jarang jarang panitia LBI koment nih.
      Matursuwun ingkang sanget

      Hapus
  3. terenyuh dgn ini, kadang kita lupa karena skrang masih sehat wal afiat lalu melupakan yg sakit dan smoga dgn ini jadi renungan untuk diri ini

    BalasHapus
    Balasan
    1. Aamiin....... semoga jadi pelajaran buat saya juga.

      Hapus
  4. Semakin bagus tulisannya...
    bersyukur selalu dengan kondisi sekarang..semua memang ada hikmahnya

    BalasHapus
  5. itu bndara di Riau sudah memperhatikan akses bagi kaum disabilitas ya bang, hemm di kota saya mah masih belum bang, semoga aja pihak terkait bisa memberikan perhatiannya ke kaum disabilitas ya bang :)

    BalasHapus
  6. Wah liumayan lengkap di daerah sobat fasilitas untuk disabilitas...di daerah saya masih jauh dari memuaskan.. mudah2an dengan lomba ini bisa membuka mata pemda dan swasta terkait fasilitas untuk disabilitas...

    BalasHapus
  7. menarik sekali tulisannya. terima kasih untuk kepeduliannya pada #aksesibilitas bagi #disabilitas

    BalasHapus

Barusan Pulang

Friendship