Jumat, 07 Februari 2014

Sholat dengan Khusyuk

Sejak LBI bergulir, saya musti menulis 3 kali dalam seminggu. Harinya pun telah saya tentukan, Senin – Rabu – Jumat. Nah kalo Jumat ini, seringkali nulis baru bisa di malam hari dan lagi lagi selalu terinspirasi dari Khotbah Jumat. Tema Khotbah tadi mengenai Sholat Khusyuk, seperti biasa – saya pun mengantuk di awal dan mulai sadar di pertengahan hingga terakhir.

Saat ini alhamdulillah semangat untuk memaksakan diri untuk sholat di Masjid tetap ada, walaupun kadang bolong tapi tidak ingin jika bolong lagi. Siang tadi diingatkan bahwa nggak cukup kalau sholat aja trus selesai, seperti mengugurkan kewajiban. Menghadirkan hati saat sholat memang sangat sulit, tapi kalau tidak dimulai dan dilatih ya tetep sulit.

Supaya saya dan kita semua termotivasi untuk melakukan sholat dengan khusyuk musti ada sesuatu yang akan didapat, sesuatu itu musti menggiurkan dan sayang banget untuk dilewatkan... nah apakah itu?.

Shalat, apabila dihiasi dengan khusyu’ dalam perkataan, dan gerakannya dihiasi dengan kerendahan, ketulusan, pengagungan, kecintaan dan ketenangan, sungguh, ia akan bisa menahan pelakunya dari kekejian dan kemungkaran. Hatinya bersinar, keimanannnya meningkat, kecintaannya semakin kuat untuk melaksanakan kebaikan, dan keinginannya untuk berbuat kejelekan akan sirna. Dengan khusyu’, bertambahlah munajat seseorang kepada Rabb-nya, demikian pula kedekatan Rabb-nya kepadanya. Ahmad, Abu Dawud dan Nasaa-i meriwayatkan sabda Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam

Dan tidaklah penyimpangan moral menimpa sebagian kaum Muslimin, kecuali karena shalat mereka bagaikan bangkai tanpa ruh, dan sebatas gerakan belaka.

Shalat adalah penenang seorang muslim dan hiburannya, puncak tujuan dan cita-citanya. Rasulullah berkata kepada Bilal: “Tenangkan kami dengan shalat”. Beliau bersabda: Dan dijadikan penyejuk hatiku dalam shalat. [HR Nasaa-i dan Ahmad]

Shalat menjadi penyejuk hati, kenikmatan jiwa dan surga hati bagi seorang muslim di dunia. Seolah-olah ia senantiasa berada di dalam penjara dan kesempitan, sampai akhirnya masuk ke dalam shalat, sehingga baru bisa beristirahat dari beban dunia dengan shalat.


1 komentar:

Barusan Pulang

Friendship