Senin, 17 Februari 2014

Nyesel Seumur Hidup

Sekarang sekarang ini saya sering nangis pas doa (sehabis sholat) saat inget Almarhum Ibu, nangis karena nyesel. Dulu nggak punya ilmu mencintainya, belum mengerti mustajabnya doa ibu, tidak memahami arti Sorga ditelapak kaki Ibu. Jadinya ya biasa aja punya ibu, jarang diskusi dengannya, jarang minta restunya, jarang menyenangkannya, jarang membanggakannya. *berkacakaca.......

Beberapa minggu setelah ibu meninggal, di meja kerja teman ada buku yang judulnya “Punya Ibu nggak masuk Surga? Rugi”, jlebb.... nyeseeelll banget deh. Nggak berani baca buku itu, karena yang ada pasti penyesalan terus menerus.

Pas liat acara TV yang menunjukkan sayangnya seseorang terhadap ibunya, jadi iri, jadi pengen, jadi mupeng. Apalagi setelah baca bukunya ust. Yusuf Mansur, khususnya yang “Semua bisa jadi Pengusaha”. Berkali kali Ustad memberikan contoh memuliakan ibu, minta doa, ngajak ibu melihat rencananya, diskusi tentang masa depannya.

Yang paling ingin aku lakukan adalah berbicara dengan Ibu yang sudah meninggal, seperti yang ustad ajarkan. Bersimpuh di pusara, mendoakannya dan menceritakan aktivitas kita – seakan akan ibu mendengarkan. Pengeennn banget ngelakuin ini, *berkacakaca ...  tapi jarak dan biaya yang masih menahan rasa rindu ini. Pengen ngobrol tentang penyesalan, cerita ku di Pekanbaru, rencana rencanaku, bercanda canda seperti dulu.

Kalo di pikir pikir, aku nih bukan anak yang berbakti. Hanya sedikit yang aku berikan, padahal bisa lebih dari itu. Bisa jadi hidupku lebih baik dari sekarang, Allah akan memberikan lebih. Sekarang aku hanya bisa mendoakannya, di setiap sholat sholat ku – gak pernah lepas doa untuk ibu. Masih ada Bapak, aku berusahan menyayanginya – walaupun rasanya beda kalo mencintai Ibu. Aku juga lakukan saat Bapak datang ke Pekanbaru, mencoba menyenangkannya.

Ustad YM juga mengajarkan jika Ibu kita telah meninggal dunia, rasa sayang bisa disampaikan dengan menyayangi saudara saudaranya (om dan tante). Ini juga sudah kulakukan, walaupun belum maksimal. Tapi rencana di kepala sudah terbayang, bulan depan akan kucoba. Tapi yang paling kutunggu adalah, saat lebaran tiba dan aku berkunjung ke pusara Ibu.

2 komentar:

  1. mbrebes mili... Semoga almarhumah ibunya dilapangkan di sana..
    Yang penting selalu didoakan saja Mas..

    BalasHapus

Barusan Pulang

Friendship