Rabu, 05 Februari 2014

Ada Massa di Linimassa

Tantangan ada untuk menguji kita, nggak tertantang atau mencari tantangan, posisi kita mungkin nggak sampai bisa disini. Mungkin sama dengan teman-teman kita yang kurang beruntung itu, alhamdulillah syukur terucapa karena iman dan tuntunan Allah bisa berdiri seperti ini. Sama seperti saat ini saat ada syarat menulis tentang trilogi linimassa, sebagai orang yang selalu mencari tahu tentang linimassa pasti kalian udah pada tahu kan?  Ya iyyalah, lha yang disebut untuk orang yang cari tahu.... hrgggg.

Mengiang-ngiangkan kata linimassa di otak baru 3 kali, itu pun masih belum paham apa itu linimassa. Tapi karena nggak pengen ketinggalan di klasemen LBI dan pengen tahu lah, jadinya saya mengadakan research alias googling, stalking dan blogwalking he he he. Yaaa lumayan lah, dapat info dan liat filmnya sebentar he he. Menurut saya ini permintaan nulis yang paling beratsss, semang..gaddd!
 


Jadi selama ini aktivis media sosial telah melahirkan kisah-kisah inspiratif dan penting namun media – media (besar) tidak ‘memberitahukan’ hal itu. Jadinya kegalauan ini  disiarkan melalui film berjudul Linimassa.

Di awal Februari ini  akan digelar serentak pemutaran Linimassa, tempatnya ada disini. Kebetulan di Jakarta ada, harus segera cari tahu lokasi nih......

Film ini adalah yang ketiga , sebagai lanjutan dari Linimassa 1 dan 2 , yang sama digambarkan gerakan media sosial untuk kampanye dan memperjuangkan banyak hal. ICT Watch menciptakan ide, sementara sutradara film dokumenter Dandhy Laksono membawanya ke realitas.

Linimassa 3 memiliki lima aktivis media sosial yang ditugaskan untuk mendokumentasikan kegiatan mereka sendiri dan berjuang untuk beberapa kasus. Para aktivis yang Yustinus Esha , Tuteh Pharmantara, Sobirin, Jafar G. Bua dan Yayan Zamzani.

"Orang-orang ini merupakan aktivis dari bagian barat , tengah dan timur Indonesia," kata Onno W. Purbo, aktivis ICT Watch, selama di balik layar bagian film.

Adegan pertama adalah tentang orang-orang di pegunungan Kendeng Utara di Kabupaten Pati, Jawa Tengah, berjuang untuk menyelamatkan sumber mata air yang memasok ribuan warga dari bencana alam. Cerita - Jejaring berjudul Perlawanan - direkam oleh pemilik akun Twitter @OmaheKendeng.

Kisah kedua , oleh Jafar G. Bua , berjudul 3 Sosok , 3 Gerakan. Jafar disajikan perjuangan rakyat di Kabupaten Poso, Sulawesi Tengah, untuk menghapuskan korupsi, membangun sekolah untuk anak-anak korban konflik dan memberdayakan ekonomi lokal.

Sementara itu, @darahuntukaceh disajikan Setetes Darah Setitik Harapan, cerita tentang pengumpulan donor darah bagi orang-orang dengan talasemia gangguan darah di Aceh.

Berikut nya # 1MugBeras untuk # Rokatenda. Pemilik akun Twitter @Flobamorata mengatakan cerita itu tentang upaya untuk menemukan bantuan untuk korban letusan gunung berapi Rokatenda di Flores Utara. Pemilik akun mengatakan media mainstream di negeri ini diabaikan bencana.

Yang terakhir adalah Gerakan Samarinda Menggugat  oleh @timpakul . Ini menceritakan gerakan oleh masyarakat Samarinda di Kalimantan Timur yang mengkritik eksplorasi batubara yang merusak lingkungan mereka.

Anggota komite seleksi dari WatchDoc dan ICT Watch memilih lima cerita inspiratif ini dari total 30 proposal.

"Ini adalah lima cerita yang paling menakjubkan masyarakat umum belum melihat , " kata Manda , salah satu penggagas film.

Gerakan Darah untuk narasi Aceh menunjukkan bagaimana pemuda di provinsi bekerja sama untuk menyumbangkan darah dan berinteraksi dengan pasien thalassemia. Cerita dimulai dengan Zulfan , seorang pemuda yang memiliki kesempatan untuk bertemu dengan seorang pasien wanita muda yang menjadi penerima darahnya.

Tidak kurang inspirasi adalah cerita dari North Flores yang menunjukkan bagaimana para pengungsi berjuang untuk bertahan hidup di tengah kesulitan pemasangan. Lokasi yang jauh dari letusan gunung berapi itu diyakini telah menyebabkan media mainstream untuk melewati pelaporan bencana.

Melalui media sosial, blogger di Nusa Tenggara Timur berkumpul di Komunitas Flobamora untuk mengumpulkan dana melalui sumbangan.

Dalam kisah Samarinda, Linimassa 3 disajikan kampanye rakyat untuk menghentikan kegiatan eksplorasi batubara karena degradasi lingkungan yang dihasilkan dan kematian beberapa anak.

Adegan ini mirip dengan @OmahKendeng itu cerita tentang penolakan masyarakat Pati tentang pabrik semen yang mengungsi peternakan.

Sementara itu, kisah Poso menyiarkan gerakan aktivis untuk mendirikan sekolah bagi anak dan perempuan korban konflik di kabupaten.

Dari gerakan ini, para aktivis juga memprakarsai Sophia Project, sebuah langkah untuk memulai perpustakaan keliling. Penggagas film mengatakan bahwa Linimassa 3 merupakan kelanjutan dari film sebelumnya.

1 komentar:

Barusan Pulang

Friendship