Senin, 10 Februari 2014

Galau malah bahas Sastra

Hari ini adalah tepat 1 bulan saya berada di Ibukota, bekerja dan mencari penghasilan demi masa depan yang lebih baik. Selama itu pula saya hidup di Kost sendiri, tanpa belaian dan kasih sayang seorang istri. Sebenarnya nggak enak hidup seperti ini, dipaksa paksa pun sama dengan menyiksa diri. Apalah daya ini sudah dipilih, meminta kepada Allah untuk kebaikan diri.

Liat nggak prend, di dua kalimat terakhir tuh terdengar seperti sajak (atau apa ya istilahnya). Kayaknya tuh bacanya enak kalo akhirannya sama semua, layak dicoba ini. Tapi nggak sekarang ya, saya musti tahu ilmunya dulu. Kali ini saya mau belajar dulu aja, kebetulan saya juga nggak tahu apa itu beda puisi, sajak, prosa dan teman-temannya. Sebenarnya dulu waktu SMP pernah belajar, tapi ya gitu – lupa.

Oke mulai aja dari Prosa, prosa itu penyanyi wanita,,,, itu Rosa, eh iya maaf. Prosa itu karangan bebas.... yang tidak terikat oleh banyaknya baris, banyaknya suku kata, dalam setiap baris serta tidak terikat oleh irama dan rimanya seperti dalam puisi. Seperti cerita yang bebas aja gitu, nggak perlu suara merdu atau mendayu-dayu untuk membacanya. Bahasa prosa seperti bahasa sehari hari, kayak nulis blog ini dong ya?. Tunggu dulu, jangan asal ngeklaim he he, musti selesai dulu cari ilmuya.
Prosa tuh dibagi 2 bentuk, yang pertama Prosa Fiksi dan Prosa Non Fiksi.

Prosa fiksi tuh prosa yang berupa cerita rekaan atau khayalan penulisnya, isi cerita tidak sepenuhnya berdasarkan pada fakta. Nah ini baru kayak blog ane, cerita bebas tentang apa aja menurut ane.... . Hush bentar dulu napa, don’t jump to conclusion....uedihh apa lagi ini.

Sekarang jenis prosa yang kedua, yaitu Prosa non fiksi – ini kebalikan dari fiksi yaitu karangan yang tidak berdasarkan rekaan atau khayalan penulis tetapi berisi hal-hal yang berupa informasi faktual atau pengamatan si penulis – musti pake riset dan pendalaman materi nih. Berita di media massa tuh salah satu contohnya, otobiografi, dan buku pelajaran.

Nah kalo puisi itu kebalikan dari prosa, bahasanya mengandung rima, irama dan kiasan. Bentuknya juga rapi, berlarik, membentuk bait dan tidak mementingkan ejaan. Dari bentuk tulisannya sih, kita bisa membedakan mana prosa mana puisi. Lha wong dulu kita juga pernah belajar kan, dari SD sampe SMU. Jadi paragrap diatas termasuk puisi ya.... rizal rizal sabar, tunggu dulu penjelasan Bapak!.

Yuk kita lanjut, ini masih bahas puisi. Setiap puisi selalu punya arti didalamnya, tersimpan didalam pikiran penyairnya. Kenapa gitu? karena banyak konotasi dan bahasa kiasan di dalamnya, pendengar dan pembaca mempunyai pengertian dan pemahaman yang berbeda-beda. Cara baca puisi pun sekarang mengalami pengakayaan (opo eneh ki), yang menurut saya di awali oleh Dian Sastro di film Ada Apa Dengan Cinta. Gitu lho cerita singkat tentang puisi.........

Terakhir saya rangkaikan mengenai sajak, ini yang musti kita setor ke negara tiap tahun.... itu pajak zal... pajak!.... plis deh. Oh iya, gini gini – kalau puisi itu kebalikan dari prosa, nah kalo sajak itu sama dengan puisi namun sifatnya lebih bebas. Tidak ada rima, irama dan peraturan baris, sajak tidak hanya bermain konotasi yang kadang sulit dicerna pendengarnya. Sajak adalah luapan hati penulis yang ditulis dengan susunan kata kata yang terbaik dan jelas.

He he.... maaf ya, saya ketawa karena nggak yakin teman-teman puas setelah membaca penjelasan saya, karena memang saya bukan pemuas hi hi. Semoga posting ini menjadikan kita bersemangat untuk belajar, mencari ilmu sebanyak banyaknya. Memaksakan diri adalah sesuatu yang baik kalaupun sulit, luangkan waktu untuk mencari ilmu – bukan menunggu waktu luang.

  1. http://awulans.wordpress.com/about/puisi/
  2. http://eci-muachpinky.blogspot.com/2012/04/pengertian-prosa.html
  3. http://riniintama.wordpress.com/apakah-puisi-itu/
  4. http://carapedia.com/pengertian_definisi_puisi_info2067.html
  5. http://aufa-wardhani.heck.in/apa-itu-sajak.xhtml
  6. http://ruangsastera.weebly.com/sajak.html

0 comments:

Posting Komentar

Barusan Pulang

Friendship