Kamis, 05 September 2013

Jakarta, Diplomatic City of ASEAN - Banggakah?


Negara Kepulauan terbesar di dunia, yakni Indonesia terpilih menjadi Markas Sekretariat ASEAN yang bertempat di Ibukota Jakarta. #10daysforASEAN di hari terakhir ini memberikan tema mengenai peran Jakarta sebagai ASEAN Diplomatic City. Mengapa ya Indonesia dipilih oleh para pemimpin ASEAN? apa karena wilayah kita paling luas, apa karena angkatan bersenjata yang paling kuat, apa karena kekayaan alam yang paling banyak??

Kita patut berbangga jika ada alasan alasan baik yang menyertai dijadikannya Indonesia sebagai Markas ASEAN. Jakarta mendapat anggapan sebagai kota yang aman, smart dan bisa menjangkau kota kota ASEAN dengan baik. Mungkin menurut saya itu, atau bisa jadi ada yang lain  seperti yang disampaikan Emil Abeng di satu surat kabar terbitan Makassar.

Indonesia dimanfaatkan oleh ASEAN, potensi SDA yang berlimpah dijadikan negara negara ASEAN untuk menghadapi persaingan global. Sedangka Indonesia tidak bisa memanfaatkan ASEAN untuk meningkatkan ekonomi nasional. Indonesia sekarang sedang tumbuh, daya beli meningkat begitu pula  dengan Ekspor bahan mentah.



Indonesia saat ini menjadi pusat ekonomi Dunia, tergabung di forum G20 negara negara ekonomi terbesar di Dunia. Namun dengan segala kekuatan ini Indonesia masih gagal berperan dalam negoasiasi ekonomi di kancah ASEAN. Sedangkan ASEAN sangat agresif melaukan perjajian ekonomi internasional, karena mereka hendak ‘menjual’ sumber daya dan pasar Indonesia untuk bersaing dengan pelaku pasar internasional.

Indonesia pun diprediksi akan menjadi bulan bulanan saat AEC 2015 dijalankan. Karena saat ini pun barang dan jasa kita masih kalah bersaing di tingkat nasional, harga kalah  - kualitas juga kalah. Secata produksi pun  masih kurang dengan jumlah demand, itu masih di Indonesia. Sehingga Indonesia akan jadi target pasat produk produk ASEAN.

Dengan penduduk terbanyak, pasar terkuat, dan sumber daya alam terbesar? produk domestik bruto Indonesia mencapai 846 Miliar USD (40.3% dari seluruh PDB di ASEAN). Jumlah penduduk sebanyak 231,3 juta jiwa (39% dari seluruh pendudukdi ASEAN). Sementara sangat sedikit pengaruh kita dalam diplomasi perdagangan ASEAN.

Indonesia masih belum melakukan persiapan yang berarti, baik infrastrukur, tenaga kerja, perdagangan dan pariwisata. Faktanya, neraca perdagangan Indonesia dengan ASEAN sejak tahun 2005 selalu mengalami defisit. Selama ini hanya di dominasi  oleh bahan baku  alam, produk buatan Indonesia pun masih kalah bersaing dibanding Singapura, Thailand dan Malasysia.

Di bidang jasa, tingkat kunjungan turis ke Indonesia relatif rendah dibandingkan dengan negara ASEAN lainnya meskipun Indonesia memiliki potensi pariwisata yang sangat besar baik berupa kekayaan alam, budaya maupun peninggakan sejarah

Seperti yang disampaikan Kepala BKF Kemenkeu, Bambang brodjonegoro menyusul laporan dari World Economic Forum (WEF): bahwa daya saing RI dibawah Thailand, Filipina, Malaysia dan Singapura. Dengan kondisi seperti ini, jelas daya saing industri dan ekonomi Indonesia masih di bawah negara-negara besar ASEAN lain.

“Keunggulan” semu berupa jumlah penduduk, lokasi strategis, dan sumber daya alam yang melimpah hanyalah “pemanis” untuk menjual Indonesia ke pasar dan pemodal internasional, terutama oleh negara ASEAN yang tidak memiliki  penduduk, pasar, dan sumber daya alam.

Semoga perkiraan saya ini salah, karena kita semua ingin dengan adanya Komunitas Ekonomi ASEAN ini. Kesejahteraan masyarakat ASEAN bisa terangkat, bersaing dengan negara negara lain di Dunia. Sekarang saatnya action berkarya lebih mendunia, meningkatkan daya saing. Menambah kompetensi, menjalin kerjasama, dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa ,,, yuk.

*)referensi

3 komentar:

  1. Menurut saya yang penting ASEAN berdampak baik bagi perkembangan ekonomi,politik dan kemakmuran rakyat Indonesia.

    BalasHapus
  2. Selalu semangat dengan membaca berita ini.

    Semoga Jakarta selalu memberikan yang terbaik.

    BalasHapus

Barusan Pulang

Friendship