Senin, 09 September 2013

#10daysforASEAN Finish

Capek dan lega rasanya setaleh menyelesaikan gelaran #10daysforASEAN, kemaren kemaren rasanya ingin nyerah aja – karena tema dan saingannya berat. Lega karena udah menyelesaikan lomba, bisa memaksa diri untuk nulis tiap hari, banyak membaca, penelitian (googling) disana sini, jumpalitan deh. Kayak ngerjain tugas kuliah, padahal dulu kuliah juga nggak gini gini amat.

Saya nggak yakin bisa menang sebenarnya, tapi karena pesimis itu nggak baik – jadinya saya yakin aja….. untuk kalah! jiahh glodaks. Berharap jurinya khilaf trus milih saya, itu yang diharapkan. Kebetulan lagi pengen punya smartphone android, 2 tahun pake BB kok merasa tertinggal dengan yang pake Android. Bulan bulan ini beberapa lomba blog aku ikutin sih, kebetulan tahu dan seneng, daftrar aja apa salah nya.
Kembali ke #10daysforASEAN, terbuka wawasan saya mengenai ASEAN. Karena isu isu dengan negara tetangga jarang saya tahu, karena emang nggak nyari sih. Tapi dari 10 tema yang diberikan, membuka mata saya bahwa negara ASEAN akan bersatu dan mempererat hubungannya. Namun pastinya setiap negara punya problem masing masing, dari kondisi negaranya dahulu, saat ini maupun rencana rencana masa depan.
 
Komunitas Ekonomi ASEAN (KEA) atau ASEAN Economy Community (AEC) akan dimulai di 2015. Saat itu tidak ada lagi batas negara untuk perdagangan, investasi dan tenaga kerja. Ke tiga hal tadi bisa dilakukan dengan mudah, dan saat ini semua negara mempersiapkan diri. Kita mungkin nggak sadar, tiba tiba di sekitar rumah kita ada salon yang dikelola oleh warga Thailand, tukang tambal ban dari Kamboja, penjual nasi kandar dari Malaysia.

Tujuan wisata juga makin beragam, penduduk Sumatera yang merasa jauh ke Bali mungkin lebih memilih ke Johor atau Pattani. Penduduk Kalimantan dengan mudah berwisata ke Brunei dan Serawak, sedangkan Penduduk Sulawesi pergi ke Filipina dari pada ke Jawa. Bahkan bagi yang sudah bosan ke Borobudur, akan melancong ke Angkor Wat (Kamboja). Nggak apa apa sih kalau banyak masyarakat Indonesia yang bepergian ke negara ASEAN tapi wisatawan ke Indonesia musti lebih banyak – tugas kita bersama nih.

Pemerintah musti punya program khusus, agar wisatawan mau datang, menambah infrastruktur transportasi, memperbaiki kondisi tempat wisata, mempercantik kota, memudahkan administrasi, membebsaskan visa, dsb. Masyarakat musti mendukung penuh, bukan membiarkan atau malah merusak yang sudah ada… hadeuhhh. Yang membanggakan adalah saat wisatawan asing tadi mengucapkan ‘Terima Kasih’ saat meninggalkan Indonesia, wuihh merindinggsss.

3 komentar:

Barusan Pulang

Friendship