Kamis, 27 Desember 2012

KPR di Bandara

  
Minggu kemaren pas nunggu pesawat di Soekarno Hatta, saya ketemu orang yang bekerja di Bank. Kami ngobrol cukup lama, gimana gak lama – lha wong pesawat jam 15.00, saya sudah di bandara jam 10.00. setelah ngalor ngidul ngobrol, akhirnya kami fokus diskusi mengena KPR. Kebetulan nih orang ahli bener mengenai KPR, KPR nih Kredit kePemilikan Rumah ya. Nah yang penting dan saya ingat kali ini saya bagi untuk pengunjung Blog Sing Biasane. Begini ceritanya:

Beliau menyarankan di usia muda segera mengambil KPR. Minimal usia saat mengambil KPR di setiap bank adalah 21 tahun. Ketentuan ini mengacu pada kitab undang-undang hukum perdata (no nya lupa). Pada usia 21 tahun ini seseotang dianggap telah dewasa dan cakap dimata hukum untuk melakukan perjanjian. Sedangkan batas maksimal juga telah ditentukan oleh bank. KPR anda tidak akan disetujui apabila Anda mencapai usia tertentu saat KPR lunas. Untuk karyawan batas maksimal saat KPR lunas adalah 55 tahun dan untuk pengusaha atau profesional adalah 65 tahun.

Nah beliau kasih contoh nih, lebih enak kan dari pada teori terus. Sebelumnya saya minta maaf, jika ada kesamaan tokoh atau cerita, karena ini bukan fiksi tapi memang peraturan UU nya seperti ini.

Djamidin adalah karyawan swasta yang saat ini berusia 46 tahun. Sedangan Marfuah, istri Djamidin, berusia 40 tahun dan membuka usaha catering. Haris ingin mengambil KPR karena sat ini mereka masih  mengontrak rumah. Setelah dihitung penghasilan mereka berdua cukup memadai untuk angsuran KPR selama jangka waktu 15 tahun. Namun bank menolak pengajuan KPR mereka karena pada saat jatuh tempo angsuran usia Djamidin menginjak 61 tahun.

Menurut ketentuan KPR, Djamidin hanya bisa mengajukan KPR selama 9 tahun. Tetapi sungguh malang, dalam jangka waktu 9 tahun penghasilan mereka berdua tidak cukup untuk membayar angsuran.

Hal ini tentu tidak terjadi apabila KPR diajukan atas nama Marfuah, yang saat itu berusia 40 tahun dan bekerja sebagai pengusaha. Mereka tentu masih bisa mengambil masa kPR selama 15 tahun. Sehingga pada saat KPR mereka lunas, usia Dewi 55 tahun walaupun Djamidin telah pensiun dari pekerjaannya. Bahkan dengan menggunakan nama Marfuah sebagai debitur, mereka bisa mengambil KPR selama 20 tahun.

Gitu deh ceritanya, kayak cerpen ya, mudah mudahan pada ngerti . Selagi masih muda, masih kuliah atau baru lulus, segera aja deh beli Rumah – karena selagi muda waktu masih panjang, cicilan kecil lho. Beda dengan motor/ kendaraan, nilai rumah (tanah) nggak akan turun selain juga emas. Dan bagi para pria, pas ngelamar anak gadis orang ntar bisa berbangga saat ngomong ke camer “saya sudah ada rumah Pak”, Bapak tinggak ngisinya aja…. Ha ha itu mah juga mahal he he.

0 comments:

Posting Komentar

Barusan Pulang

Friendship