Rabu, 18 Februari 2015

Rows of Prophet

Wans epon e taim ada seseorang naik taksi, setelah naik dia diam saja. Pengemudi taksi pun bertanya, Bapak mau kemana. Penumpang diam sahaja, di tanya kedua kali, penumpang masih tetep diam. Sampe ketiga kalinya ditanya, penumpang menjawab. Saya nggak tahu mau kemana, jiahhh kenapa elo naik taksi ini.

Kalau pengemudinya baik, pasti dia gak akan berangkat dan memastikan tujuan. Kalau sebaliknya, pengemudi taksi itu pasti berjalan aja muter muter, lumayan ada penumpang gak jelas – yang penting bayar. Iya kalau bayar, kalau enggak – malah rugi waktu.

Baidewei, dis taim  nggak lagi membahas alenia di atas. Tapi membahas penumpangnya, jelas sekali kalo dia itu gak ada tujuan. Dia gak jelas, orang disekitarnya juga bingung. Itu naik taksi, lah kalau sekarang ini kita orang gak ada tujuan mau kemana. 

Arep laopo uripmu le, mau bagaimana, kemana hidupmu nak....ai don no, Duer!. Mati aja lo. Kenapa harus mati? Ya bikos mau ngapain coba. Coba jelaskan padaku, padanya dan padamu negeri .........maaf maaf ane kebawa emosi.

Kalau tujuanmu apa zal? Gitu dong nanya, coba tengok di blog ini bagian atas kanan (about me). Kalau yang pake smartphone, tengok dibawah. Ai won be det, “Berada di barisan Rasulullah saw saat di padang mashyar”. Semoga Kau kabulkan ya Allah.... aamiin.

14 komentar:

  1. Aamiin mas. Semoga kita bisa menjadi barisan Nabi Muhammad SAW.

    BalasHapus
  2. aamiin.
    ya benar bahwa hidup harus punya tujuan.
    semangat. :)

    BalasHapus
  3. wah keren menjadi barisan Rasulullah

    BalasHapus
  4. Hmmm, Amiin semoga terakbul doanya mas.
    Mas, tanya kenapa kata-kata tidak bakunya tidak di italic atau dimiringkan?

    @rin_mizsipoel

    BalasHapus
    Balasan
    1. Saya emang kurang konsen ama yang begonoan.
      Ntar saya coba, makasih ya mbak.

      Hapus
  5. aamiin ya rabbal 'aalamiin... "naik taksi" analogi yang asyik nih pak :D @RuriOnline

    BalasHapus
  6. Amiin
    lucu si tapi bahasanyaaa

    Mohon maaf bila krng brknan

    @guru5seni8
    Http://hatidanpikiranjernih.blogspot.com

    BalasHapus
  7. tapi nggeh ingat mawon, di dunia ada urusan dunia dan ada urusan akhirat. urusan akhirat mesti udah paham, urusan dunia ki kepiye? ya misal cara sampean untuk mencukupi keseharian, bersosialisasi, kebutuhan ini itu. Rasulullah pun juga tak hanya mengurusi keperluar akhirat dengan melulu beribadah (itu ada waktunya) Ia juga berperan sebagai ayah, kakek, pemimpin. so kapasitas nabi sebagai ayah so dia juga mencari nafkah, berdagang dengan siti khadijah untuk keperluan rumah tangga. Kapasitas dia sebagai pemimpin lain lagi. Sehingga ketika ia ditanya tentang masalah dunia (pengobatan, politik, perdagangan) ia pernah menjawab antum a'lamu bi umuri dunyakum. -kamu yang lebih mengerti- ^^

    BalasHapus
    Balasan
    1. Kalau mau jadi Polisi, musti memantaskan diri untuk bisa diterima tes Polisi, pas jadi Polisi musti melaksanakan semua peraturan yang dibuat Polisi dan menerima larangan dan hukuman dari peraturan Kepolisian. Nah kalau enntuh sudah dilakukan, pasti pimpinan polisi mengijinkan kita masuk ke barisan Kepolisian.

      Kalau ane nulis pengen masuk ke barisan Rasulullah, artinya ane msuti ngelakuin itu semua. peraturan dan hukum yang kita pakai adalah Quran dan Sunnah Nabi.

      Hapus
  8. unik postingnya hehe
    walaupun kita menjadi barisan yang keberapanya, semoga kita sama2 ditempatkan dibarisan pengikut rasulullah aamiin

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya mbak, barisan ke angka trilyun kali mbak.
      Barisan pengharap Syafaat...

      Hapus
  9. Amiiiinnnnnn *teriak kenceng*
    Nggak ada yang lebih membahagiakan manusia kecuali berada di barisan Rasulullah SAW. Karena disanalah sebaik-baiknya barisan dan yang menentukan nasib kehidupan selanjutnya.

    BalasHapus

Barusan Pulang

Friendship