Diskusi mengandung Riba

Hari minggu yang harusnya libur, akhirnya dijadwalkan masuk kerja. Hal ini karena pabrik kami berencana untuk mengganti hari kejepit supaya bisa libur, padahal tiap minggu saya ada jadwal ngaji (mengkaji) bersama.

Bicos minggu ini tempat ngajinya dekat dengan pabrik, saya pun berencana datang sebentar walau terlambat juga. Ternyata yang datang tidak memenuhi kuorum, jadinya kami hanya diskusi ringan. 

Ada teman kami yang berencana meminjam uang untuk tambahan  modal usaha, namun tidak meminjam ke Bank melainkan ke perorangan. Jadilah akhirnya diskusi mengenai pinjaman Bank, kenapa kok tidak diperbolehkan. Ada 5 point yang saya catat dari diskusi itu.

• Memberikan tambahan yang bathil, sangat tinggi nilainya dari pinjaman awal hingga memberatkan si peminjam.
• Adanya agunan, karena hilangnya kejujuran peminjam.
• Ada denda, Muslim harus punya ilmu iklash membantu.
• Ada 2 perjanjian, Bank berjanji menyimpan dengan bunga sekian namun di sisi lain Bank meminjamkan uang tersebut dengan angka bunga lain.
• Memperdagangkan uang, karena uang adalah alat pembayaran bukan barang dagangan.

Sebenarnya setiap aktivitas harus ada ilmunya, jika belum punya hindari aktivitas itu terlebih dahulu. Karena orang yang tidak berilmu, bagaikan berjalan di dalam kegelapan.

Seperti hutang piutang ini, banyak pahala bagi pemberi hutang dan banyak kewajiban bagi penerima hutang. Pemberi pinjaman mendapat pahala di dunia dan di akhirat, sedangkan peminjam yang dusta akan tertahan di pintu surga.

Harus ada dasar pemikiran untuk point-point di atas, karena ilmu saya juga masih rendah, saya mohon bantuan teman-teman untuk memberi tahu saya ya. Sama-sama belajar lah he he, dibawah tuh ada kolom komentar – silahkan dituliskan disitu - beritahu saya ya.

*http://stiba.net/2013/06/07/akibat-riba-rugi-dunia-akhirat/