Senyumnya itu loh...

Siapa yang tahan dengan senyuman, sebagian besar orang jika diberi senyuman pasti akan membalas dan berprasangka baik. Nah di akhir-akhir bulan ini, saya mengamati para penjual/ wirausaha yang sering tersenyum bakal laku. Sabar menjelaskan produknya + senyum renyah, membuat pembeli sulit jika nggak beli.

Beneran nih, saya ingat pas di Masjid Agung An Nur Pekanbaru. Halamannya yang luas jadi tempat rekreasi tiap minggu, banyak orang datang dan jualan. Saat itu kami tertarik membeli selimut, nah penjualnya itu sabar banget. Ditawar habis-habisan nggak marah, bertahan dengan senyuman dan sesekali diselingi candaan. Akhirnya kami luluh juga, membeli dengan harga dia.

Berikutnya saat kami ingin membeli tas merchandise di daerah Sukajadi Pekanbaru,  sebenarnya kami rencananya mau usaha bikin tas yang sama. Ceritanya survei dan menyelidiki, namun dengan berpura-pura tidak tahu. Setelah ketemu dan ngobrol, senyum itu ada juga disini. Menjelaskan, meminta dan menolak pun dengan cara yang ramah, seneng banget dengan penjual/ pengusaha seperti ini...andaikata ya.

Next, saya mencoba membeli olahan susu dari kedai kecil di belakang kampus UIR (Universitas Islam Riau). Pemilik sekaligus penjual ramah banget, sopan dan selalu merendah. Tempatnya biasa aja, produknya juga biasa, promosi juga biasa aja, saya mencoba karena ingin menghargai ada usaha baru. Karena kasihan beberapa kali lewat selalu sepi, ternyata nyaman juga karena smile him.

Terakhir dah, minggu lalu (25/5) istri saya ingin beli smartphone di Mall Pekanbaru. Di tempat pertama .. aduh duh nyebelin, pertama kita gak disaranin beli smartphone keinginan kita – karena menurut dia kualitasnya kurang bagus. Sebenarnya sih bagus, tapi cara ngomongnya pake cemberut, trus maksa beli yang disaraninnya. Jadi males banget, dan kita mutusin keluar dan cari tempat lain.

Setelah berpindah-pindah tempat, eh ketemu lagi dengan penjual yang ramah di salah satu konter HP eraf***. Harga bersaing sih, barang juga dijamin ori(ginal). Namun senyum pelayannya itu lho yang gak tahannn (padahal cowok), jelasinnya enak, ditanyain gak bosenin, dan tetep senyum saat kita mutusin gak beli he he. 

Saat kita pindah mall SKA dan ketemu eraf*** lagi, eh salesnya lagi-lagi mantap dah. Wajahnya udah nyenengin, senyum terus, paham lagi dengan produk. Kebetulan smartphone yang kita inginkan gak ada, tapi karena terkesima dengan pelayanannya. Kami beli deh atas saran dia, udah phone beda warna kesukaan beda pula – tapi kita beli. 

Nah itu dia, pengalaman kami (saya dan istri) bertemu dengan penjual-penjual yang selalu siap mengembangkan senyumnya. Saya pernah mendengarkan motivasi dari seorang sales, bahwa dia bisa menjual suatu barang yang sama namun dengan harga lebih mahal dan lebih banyak – nah lho... keren kan. Mungkin salah satunya dengan tetap menjaga senyum kali ya.