Minggu, 03 September 2017

Galau ini mengingkari Iman

Lewat 3 bulan kerja di YYY Serbejeh jadi galau, karena janji untuk menaikkan salary ditunda hingga bulan keenam. Wah kerja jadi gak enak, males sih, ngerjakan yang bisa aja, gak mengusahakan hal baru atau perbaikan. Apalagi 2 minggu berikutnya stock opname semesteran, dijalanin ajah. Teringat di tahun 2014 saat pindah Pati, janji atasan untuk menaikkan pangkat tidak terealisasi karena saya memutuskan pindah ke daerah (dari Head Office).

Bulan berikutnya hal ini saya konsultasikan ke atasan langsung, Kepala Cabang di Serbejeh. Beliau berencana untuk mendiskusikan dengan pimpinan di Head Office. Sekarang sudah jalan bulan keenam, tambah gualau. Sik talah, kenopo sih galau, karena pengen munggah gaji, lah kenopo pengen munggah gaji, yo cek tambah akeh. Hi hi
Gini gini, saya sebenarnya gak menuntut benar kenaikan gaji, saya ikut aja dengan aturan. Saat diminta pindah dari Kabupaten Kopyor ke Kota Loenpia, saya oke aja. Walaupun jelas biaya hidup Kota Loenpia lebih tinggi dari Kabupaten Kopyor, karyawan baru ini, gak baik banyak menuntut. Dipindah ke Kabupaten Kopyor lagi okeh, walaupun tunjangan rumah tetep saya minta. Nah saat dipindah ke Serbejeh ini, saya minta ada penyesuaian. Karena biaya hidup di Serbejeh, jelas lebih tinggi dari Kabupaten Kopyor, dari Kota Loenpia aja juga beda. 

Penyesuaian ini untuk mempertahankan kualitas hidup kami, gak mau dong udah dipindah kota tapi pendapatan berkurang. Bisa di katakan berkurang karena membelanjakan uang sejuta di Kabupaten (Kota Loenpia) beda dengan membelanjakan uang sejuta di Serbejeh. Pengeluaran jadi meningkat hanya untuk membeli hal yang sama sebelumnya, efeknya pun ke tabungan jadinya perbulan nabung lebih sedikit dari sebelumnya.

Belum lagi kerjaan di Serbejeh lebih banyak dan gede, ngurusi orang, gudang, data, mhe, fasilitas, administrasi, system, kabeh pokoke. Apalagi dapat warisan tim dan sistem apa adanya dari pejabat lama. Apalagi atasan di Serbejeh urusannya lebih banyak, jadi kasihan kalau saya dikit-dikit lapor, harus lebih mandiri. 

Sebenarnya saya bisa aja membuktikan hasil, menunjukkan hal baik, bekerja karena syukur, amanah, bisa aja, bisa. Tapi hati ini masih belum terima, saya masih belum bisa membuka diri untuk melakukan itu. Saya ingin kerja adanya apa karena saya dibayat apa adanya, salary tidak disesuaikan, buat apa ribet ribet kalau perusahaan tidak menghargai saya.
Galau.... menunggu Perusahaan menyesuaikan salary atau menunjukkan prestasi kerja dulu.

0 comments:

Posting Komentar

Barusan Pulang

Friendship