Minggu, 27 Agustus 2017

Mempertahankan Penjajahan

Lanjutan dari 350 tahun dijajah itu lama loh

Penjajahan sungguh menyakitkan, mengusai wilayah orang lain dengan cara memaksa dan membunuh. Belanda melakukan segala pemaksaan dan penyiksaan kepada rakyat Indonesia. Yang tidak dipaksa dan disiksa adalah raja dan keluarganya, dengan syarat tidak melawan dan mendukung.

Orang-orang ‘kuat’ yang mendukung Belanda juga diberi kuasa untuk mengatur bangsanya sendiri. Mereka berlagak kuasa dan berani mengatur dan memerintah, hal ini membuat rakyat Indonesia begitu parah sakitnya dan geramnya. Bayangkan tanahnya tempat hidup di datangi orang dari antah berantah dan melakukan penjajahan... bayangkan!.

Bayangkan saat ini ada juga wilayah yang seperti itu, datang darimana mendatangi wilayah dan mengusir penduduknya, mendirikan bangunan, mendirikan pemerintahan. Penduduk yang melawan akan di lawan, bukannya pergi, mereka malah mencoba menghancurkan wilayah penduduk asli dan membangun kembali untuk menguasai. Dimanakah itu? Cobalah menerka.

Indonesia saat ini sudah merdeka, 72 tahun katanya, apa iya? Tidak ada tekanan, tidak ada pemaksaan, tidak ada penyiksaaan, tidak perampasan dari negara lain. Kalau anda melihat semua itu dari aktivitas fisik, alhamdulillah memang tidak ada.

Tahu nggak sebenarnya kita masih terjajah, lebih tepatnya minta dijajah. Khususnya negara-negara Islam, memiliki potensi kebangkitan menjadi Super Power. Di bonsai oleh Negara Barat yang menjadi polisi dunia, mereka tunduk dengan pemikiran barat dengan membabi buta.

Islam mempunyai Quran dan Sunnah yang mengajarkan Politik, Ekonomi, Sosial, Pendidikan, Militer tapi kita tidak memakainya, Islam digunakan hanya untuk nikah, cerai, waris, puasa, sholat dan ritual saja. Kita bangga dengan Kapitalisme, Liberalisme, Hedonisme, Sarjana, Demokrasi dan bergantung dengan persenjataan barat.

Hidup terasa nyaman namun sebenarnya tidak, terasa makmur namun sebenarnya tidak, terasa aman namun sebenarnya tidak, terasa bahagia namun sebenarnya tidak, hidup di dunia kebingungan, bagaimana pula menggapai Akhirat. Sad...Sedih

0 comments:

Posting Komentar

Barusan Pulang

Friendship