Pergi Umrah

Niat ini pernah saya ungkapkan di depan teman kerja saat di Pekanbaru, sekitar tahun 2011 mungkin. Sekalian saja daftar haji aja! salah satu teman menimpali, jawaban saya dan hampir sebagian besar orang adalah gak nahan antrian Haji yang amat panjang, padahal kita ingin segera merasakan ibadah di 2 tanah suci.

Umrah adalah alternatifnya, Haji kecil kalau orang-orang bilang. Karena umrah hanya melaksanakan separuh aktivitas Haji, bahkan saya menganggap Umrah itu piknik di Makkah dan Madinah. Karena ritualnya bisa diselesaikan dalam satu hari, sisanya adalah memperbanyak ibadah di Masjidil Haram dan Masjid Nabawi.

Kami pun mulai nabung, saat di Pekanbaru dan Jakarta, jumlah yang ditabung tidak begitu signifikan. Tabungan umrah kami pisahkan dengan membuka rekening sendiri di Muamalat. Saat di Pati, tabungan mulai siginfikan, di tambah beberapa rezeki dari sumber lain.

Nabung umrah ini juga perlu orang lain tahu supaya mengingatkan dan menyemangati kita, jangan karena ‘keinginan’ jumlah yang ditabung berkurang. Alhamdulillah saya punya tante di Malang, beliau memang sudah seringkali Haji dan Umrah. Jika kami kesana (Malang) beliau selalu mengingatkan untuk Umrah, keinginan dan kebutuhan lain di nomer berikutkan dulu saja.

Awalnya kami bosan, tapi lama kelamaan ternyata juga capek ndengerinnya. Karena kami pun juga punya keinginan yang sama, apalagi terakhir terakhir meminta berangkat pas Ramadhan. Lebih afdol iya, biayanya nambah lagi.. he he he. Sekarang merasakan manfaat di ceramahi untuk segera umrah.

Tahun 2016 menjadi penantian panjang, awal Tahundana masih belum mencukupi- jauh terasa. Kami pun memprediksi dan menghitung semua sumber-sumber dana yang bisa dikumpulkan. Keinginan sudah banget, ingin bersegera. Tambahan dana pun terkumpul : nutup asuransi walaupun loss 11juta, jual motor baru, sedikit tambahan ke saudara saudara kami.

Dan akhirnya ....Labbaik Allahumma labbaik!