Minggu, 24 April 2011

Flying like a Bird or Walk like a Worm : Part 2

Hei hei jumpa lagi di Blog Sing Biasane, melanjutkan tema minggu sebelumnya tentang flying like a bird and walk like a worm. Udah baca gak nih? Silahkan menuju ke Part 1, kalau sudah – yuk kita menuju ke cara berjalannya cacing. Hal inilah yang dilakukan oleh Muhammad Yunus saat proses pendirian Grameen Bank di Bangladesh, Bank yang didirikan khusus bagi kaum papa yang memberikan pinjaman tanpa jaminan.
 
Dengan filosofi ini Muhammad Yunus berusaha untuk bisa berjalan dan memandang layaknya seekor cacing, sehingga mengetahui apa saja yang terpapar di depan matanya dengan perlahan, mencium baunya dengan lama, menyentuhnya dengan penuh perasaan dan melihat adakah sesuatu yang bisa dilakukannya.

Konsep ini menurut saya cukup bagus dan kenyataannya yang Anda tidak sadari, hal ini sudah Anda lakukan. Coba Anda perhatikan yang lakukan sekarang, Ya…. Aktivitas/ pekerjaan yang Anda lakukan setiap harinya. Pasti Anda telah melakukan berulang kali dan pastinya kemampuan melakukannya sudah diluar kepala. Dibanding orang lain Anda akan lebih menguasai aktivitas itu, Anda mengetahui lebih detil dan hasilnya juga sudah barang tentu baik pula.

Saat Anda melakukan suatu hal atau pekerjaan atau aktivitas baru, konsep ‘walk like a worm’ sangat cocok sekali untuk dilakukan. Kita yang awalnya tidak mengerti apa-apa mungkin bisa lebih cepat untuk memahami sesuatu. Mencari solusi atas sebuah permasalahan atau membuat keputusan yang detail atas beberapa solusi, baik di lingkungan pekerjaan atau kehidupan di tempat tinggal kita.

 
Tapi kalo saya pikir-pikir 2 konsep atau filosofi diatas sama-sama bagus kok, bisa digunakan bergantian. Artinya tidak fanatik pada 1 konsep saja, tidak penting mana dulu yang akan Anda gunakan. Saat dibutuhkan pemahaman yang detail Anda memakai ‘walk like a worm’, saat harus mengaitkan dengan pemahaman lain dan menyeluruh – anda memakai ‘’flying like a bird’ : mengembangkan wawasan dan pengetahuan yang luas layaknya burung yang bisa melihat semuanya dari langit.

Jadi ke 2 konsep itu bukan untuk saling menjatuhkan/ mengunggulkan diri, justru perpaduan keduanya diperlukan untuk saling menggenapi demi meraih keberhasilan. Kembali ke Muhammad Yunus Rheinald Khasali di buku yang sama mengatakan bahwa: “Saya percaya kita punya banyak orang sekelas Yunus di sini. Bukalah pikiran Anda dan jangan terlalu dogmatis dalam melihat persoalan. Kita tidak perlu jago ilmu, tapi buktikan saja dalam tindakan nyata. Ayo! Negeri ini butuh Anda, bung!

0 comments:

Posting Komentar

Barusan Pulang

Friendship