Minggu, 03 Oktober 2010

Mulutmu adalah Hariamaumu


Bunyi pepatah lama yang mengisyaratkan agar kita menjaga mulut dan tutur kata kita karena bisa jadi akan menjadi mulut hariamau yang akan menerkam dan merugikan kita nantinya, pepatah ini juga dipakai oleh Telkomsel (salah satu provider telekomunikasi selular terbesar di Indonesia) untuk  menjadi tagline kartu As yang menawarkan SMS sepuasnya untuk menggantikan aktivitas menelpon dan saya adalah salah satu orang yang tidak tergerak dengan iklan tersebut karena tetap setia dengan simpati...sama aja telkomsel kalee.

Namun di Cina ada pepatah yang berhubungan dengan mulut juga, bunyinya seperti ini: “Miliki mulut tajam setajam pisau, hati selembut tahu”. Yang mempunyai arti ‘Dengan hati  lembut, mulut yang tajam bukan untuk melukai, tapi untuk memperjalas maksud’. Kebalikan dari pepatah sebelumnya (Indonesia) : mengajarkan kita untuk berhati-hati dalam berbicara, yang dari Cina ini lebih mementingkan ketajaman mulut/ pembicaraan kita. Sebenarnya keduanya sama saja ; mengajarkan kita untuk bisa berkomunikasi secara Asertif (opo eneh iki)– tanpa menyalahkan orang lain, tanpa juga submisif dan pasif menyalahkan diri sendiri, menyatakan pandangan dan pendapat diri sendiri dengan tajam tapi tetap menghormati pendapat orang lain.

Bertindak asertif kadang harus kita lakukan, menyatakan pendapat yang baik untuk kita tapi mungkin agak menyakitkan orang lain. Coba kita ingat lagi – pernahkah kita merasakan tanggung jawab pekerjaan kita yang tidak ada pernah ada habisnya, padahal kita sudah mengerahkan seluruh tenaga dan pikiran untuk menyelesaikan target sesuai duedate/deadline. Kadang seringkali kerja lembur (diganti makan/ es jus) dan mengorbankan istirahat siang. Tapi anehnya list pekerjaan tetap panjang dan tidak pernah ada habisnya.

Komplain mulai berdatangan baik dari teman, kolega atau internal dan eksternal. Atasan langsung dan tidak langsung; anda kemudian menilai bahwa hal ini terntunya akan mempengaruhi kinerja tim dan perusahaan. Lalu teguran, peringatan, penilaian  dan bad appraisal pun jadi hadiah untuk anda. Banyak hal yang menyebabkan manajemen pekerjaan anda berantakan, sesungguhnya yang mendasarinya adalah so much to do and so little time. Jika dicermati lagi, bisa jadi salah satu penyebabnya ketidakmampuan untuk bersikap asertif atau mengatakan yang sejujurnya atau berkata tidak. Seringkali karena perasaan sungkan, anda segan bahkan takut untuk menolak setiap pekerjaan yang dilimpahkan kepada anda. Padahal belum tentu pekerjaan tersebut tanggung jawab anda atau anda bahkan tidak memiliki keterampilan untuk mengerjakan.

Sebelum kita makin kewalahan dengan load kerja yang semakin menumpuk dan kredibilitas kerja anda dipandang rendah oleh teman, atasan dan kolega anda. Berikut adalah cara praktis yang mungkin bisa membantu anda untuk membantu mengkomunikasikan secara jujur, hak atau apa yang anda inginkan namun tetap mempertahankan hubungan baik dengan rekan kerja dan atasan menurut Chandra Ming (General Manager JobsDB.com):

1. Pastikan bahwa Anda mengetahui dengan jelas pekerjaan yang menjadi tanggung jawab Anda, dan pekerjaan yang tidak ada sangkut pautnya dengan Anda. Analisa dengan cepat setiap kali ada pekerjaan baru untuk Anda, dan buat keputusan di saat itu juga jika Anda tidak memiliki tanggung jawab atas pekerjaan tersebut.

2. Back up dengan fakta. Setiap kali Anda dilimpahi dengan pekerjaan yang tidak sesuai dengan tanggung jawab Anda, sementara deadline lain sedang menunggu, sampaikan bahwa Anda harus mendahulukan kewajiban Anda terlebih dahulu. Tunjukkan pekerjaan yang sedang menunggu Anda dan nyatakan bahwa Anda tidak memiliki kewajiban terhadap pekerjaan lain. Jika perlu, minta yang bersangkutan untuk ke meja Anda dan perlihatkan list pekerjaan yang harus Anda selesaikan segera.

3. Gunakan bahasa lisan dan bahasa tubuh yang sopan. Ungkapkan baik-baik namun tegas bahwa Anda keberatan mengerjakan pekerjaan yang bukan tanggung jawab Anda. Goalnya adalah menjadi asertif tanpa merendahkan orang lain. Berikan penjelasan yang singkat, jelas dan masuk akal. Ingatlah bahwa memberikan penjelasan terlalu panjang dan bertele-tele malah akan memberikan celah bagi mereka untuk berargumen. Jangan memberikan bahasa tubuh yang bertolak belakang dengan penolakan seperti tertawa-tawa, sikap tubuh menyandar santai.

4. Jangan segan menggunakan kata 'tidak'. Jangan merasa bersalah setiap kali Anda menggunakan kata ini. Jika Anda memang tidak bisa mengerjakannya, gunakan kata ‘tidak’ dengan jelas. Jangan menggunakan kata-kata lain yang bisa diinterpretasikan lain seperti 'saya kurang sependapat', 'belum bisa', 'membutuhkan banyak waktu' dan sebagainya. Tepat ke sasaran akan lebih efektif dibandingkan menggunakan kata-kata 'bersayap'.

5. Situasional. Asertif bukan berarti Anda kehilangan kecermatan dan sensitifitas dalam membaca situasi. Jika keadaan mendesak dan membutuhkan bantuan Anda segera sementara tidak ada sumber daya lain yang mampu, selama Anda menggunakan akal sehat dan perhitungan bahwa Anda tetap bisa menyelesaikan tanggung jawab Anda, maka tidak ada salahnya membantu. Ingatlah bahwa pada dasarnya setiap karyawan adalah anggota dari sebuah tim yang besar yang membawa misi perusahaan.

6. Jika Anda berhadapan dengan rekan kerja yang terus-menerus memaksa dan beragumentasi walaupun Anda telah menyampaikan keberatan Anda dengan jelas, maka hentikanlah argumentasi dengan mengalihkan pembicaraan, atau bahkan mendiamkannya. Ingatlah bahwa Anda bertanggung jawab dengan pekerjaan Anda, bukan pekerjaan orang lain. 

So yang harus di Remember!
Kita tidak bisa membuat semua orang bahagia, so utamakanlah orang-orang di sekeliling Anda.

Mari berkomunikasi dengan ASERTIF! Bisa!

0 comments:

Posting Komentar

Barusan Pulang

Friendship