Sayang sekali Masjid ini nggak punya

Sejak April 2017 saya sudah pindah tempat tinggal ke Surabaya, kota kelahiran dan masa kecil sampe masa besar ha ha. Beberapa tulisan di Blog ini membahas kenapa dan ngapain aja serta mengenai kepindahan ke Surabaya. Jadi kalau penasaran cari-cari ya, kelihatannya sih enggak tertarik nyari hi hi.

Saya tinggal di rumah Orang Tua di Gunung Sari Indah, perumahan lama yang ada sejak tahun 80an. Kelebihannya adalah adalah dekat pintu Tol, Mall, Terminal Joyoboyo, menuju Gresik, Mojokerto dan Bungurasih

Di belakang rumah saya ini ada masjid yang dekat dan saya suka. Kan kadang ada tuh, nggak suka sama masjid dekat rumah, seperti waktu saya di Pati. Nah Masjid ini seringkali penuh, bahkan saat Subuh. Masjidnya bagus, bersih, bacaan imamnya juga oke.

Nah yang saya suka lagi adalah setiap hari Sabtu dan Minggu ba’da Subuh ada kajian, saya selalu menyempatkan mengikuti. Ustadz dan isi kajiannya menurut saya bagus-bagus, enggak standard lah. Yang bikin wah adalah kadang Ustadz Nasional juga hadir di Masjid ini. Sebut saja, Hasan Haikal, Salim A Fillah, Tengku Zulkarnain, Kivlan Zein, Oemar Mita, Irena Handono.

Saya sebagai jamaah aja bangga, masjid ‘biasa’ dekat rumah ini bisa didatangi Ustadz yang bagus-bagus. Setelah beberapa lama saya baru tahu bahwa Masjid GSI ini selalu jadi kebanggaan karena jamaah selalu penuh, sehingga panitia/penyelenggara mau menghadirkan pembicara Nasional. 

Masjid GSI ini dikelola oleh Muhammadiyah, sehingga aktivitas dan kajiannya ada aroma Muhammdiyah. Saya yang awalnya kurang kenal jadi tertarik dengan ormas ini. Sehingga saya pun ingin berkontribusi ke Masjid ini, dalam bentuk apapun. 

Awalnya saya menawarkan ke Remas untuk saya ajarkan mengenai Excell dan pembuatan Blog, namun respon yang saya dapat slow. Sempat terpikir berkontribusi dengan ikut bebersih masjid, namun belum kesampaian. Karena saya terpikir ada kesempatan baik dan cukup di butuhkan oleh jamaah.

Apa itu, next week ya…