Minggu, 02 April 2017

Perempuan ini selalu memaksa saya nginep di Hotel

Amaris Simpang Lima Semarang
Selama kerja di garudafood, khususnya setelah sebagai BOF (Logistic). Intensitas meeting saya di luar kota semakin sering, setahun bisa 4 – 5 kali dinas luar kota. Biasanya awal tahun ada annual meeting, dan bulan berikutnya adalah rakor serta logistic meeting 3 bulanan. 

Ada 8 orang dari daerah yang mewakili pabrik kami yang datang ke Jakarta jika ada meeting. Rata-rata kami meeting hingga 2-3 hari. Dari seringnya pergi ini, saya pun banyak merasakan berbagai macam hotel dengan budget 1 jutaan. Cukup tinggi karena diisi berdua dan bayar berdua he he.

Hotel-hotel di Jakarta, Bogor, Tangerang, Bekasi, dan Surabaya kami coba rame-rame. Sayangnya saya tidak menjadikan moment ini untuk di dokumentasikan dengan baik untuk Blog. Wah jadi blogger traveler ini...hi hi. Banyak juga sih cerita-cerita saat dinas luar kota, bertebaran di blog ini.

Nah, saat dirumah, istri saya ini hanya kebagian cerita-cerita saya saat menginap di hotel. Jadinya dia pengen banget bisa merasakan juga nginap di hotel. He he tapi karena kami juga tidak sering jalan-jalan, nginep hotel pun tidak pernah. 

Hingga dia pengen nginep hotel di Pati, lha ngapain tinggal  di pati kok ng-Hotel. Pernah juga pengen pas mudik di Surabaya, sudah check traveloka berkali-kali, sudah nentukan hotelnya, tapi akhirnya eman-eman karena di Surabaya juga punya tempat tinggal. jiah jiah...

Pernah saat ke Solo, kami menginap di hotel sederhana di dekat terminal Tirtonadi. Hotel biasa dengan kamar tanpa jendela hadeuh...gak enak banget. Hari kedua kami pindah di hotel minimalis, serba sempit namun desain bagus dan bersih. Dua tempat yang saling menutupi yah.
Amaris Simpang Lima Semarang
Hingga akhirnya kesempatan itu datang, awal Januari saat oom dan tante kami datang ke Pati. Minta antar ke Jepara dan Semarang, malamnya kami menginap di Amaris Simpang Lima. Wuihnya senangnya saya karena istri bisa menginap di hotel ‘beneran’, apalagi dibayarin. Yang dilakukannya pertama kali adalah mandi air hangat, lama banget.


Awal Feb saat kami ke Pekanbaru, dia sudah milih-milih hotel sendiri. Grand Tjokro jadi pilihan, termasuk hotel ‘beneran’ di tengah kota Pekanbaru. Dengan sarapan yang cukup lengkap, sudah bisa memberikan kesenangan bagi istri saya. 2 hari kami disini, tidur di hotel bayar sendiri, kami anggap sebagai liburan yang tertunda.

Kami sebenarnya agak menyesal memilih Grand Tjokro, bukan karena hotelnya. Namun lebih ke jarak tempuh, lokasi urusan-urusan kami cukup jauh dengan Grand Tjokro. Harusnya saya banyak nanya dulu ke teman-teman Pekanbaru, ada hotel yang berlokasi cukup bagus. Dekat dengan bandara dan lokasi urusan kami, yakni di Batiqa. Sayang juga sih, gpp, ntar kalau rumah saya laku, datang ke Pekanbaru, nginep di Batiqa.

4 komentar:

Barusan Pulang

Friendship