Senin, 09 Desember 2013

Rakit Semut Api


Setiap pagi sebelum memulai pekerjaan, di pabrik saya atau mungkin di tempat anda – ada Briefing awal kerja (BAK) di tiap Departemen. Namun jika hari senin BAK dilakukan bersama-sama, all departemen bergabung. Dimulai dengan doa dan membaca cerita dari salah satu perwakilan departemen, judul yang dibacakan saat itu adalah Merpati dan Semut.

Singkat cerita  ada seekor semut mengambang diatas air (sungai), dia kesulitan untuk mengendalikan diri dan hampir tenggelam. Merpati yang kebetulan melihat hendak menolongnya, namun apa dinyanan merpati itu malah menenggelamkan semut. Tragis ya he he. Seperti biasa pembaca cerita akan menunjuk temannya untuk memberikan tanggapan atau insight, dan seperti biasa pula insightnya normatif – tidak informatif maupun inspiratif.

Setelah orang kedua melakukan hal yang sama, saya memberanikan diri untuk memberikan insight. Saat cerita dibacakan, sebenarnya saya terpikir semut yang bisa berjalan di sungai/ air. Langsung deh browsing, jadi telingan mendengar cerita namun nggak masuk ke otak. Nah hasil baca-baca singkat itulah yang saya jadikan insight, yaitu tentang ‘rakit semut api’.

Semut, khususnya semut api mempunyai kemampuan berjalan diatas air karena mempunyai tulang luarnya yang anti air. Seekor semut api bisa berjalan di atas air berkat gelembung udara yang ada di samping tubuhnya serta tekanan air itu sendiri. Oleh karena itu, ketika ribuan semut api bergabung mereka tidak akan tenggelam, bahkan bisa membangun sebuah rakit. Ini adalah kendaraan hebat untuk menyelamatkan diri dari bencana banjir.

Kendaraan itu dapat merakit dirinya sendiri dalam 100 detik dan mampu menjaga ribuan hingga jutaan penumpangnya aman serta mengambang selama berhari-hari, bahkan hingga beberapa pekan. Semut-semut saling berpegangan, menggunakan cakar, rahang, dan bantalan lengket di kaki mereka, yang mengeluarkan cairan minyak, yang membuat mereka dapat melekat pada permukaan licin.

Anda bisa melihat keajaiban kehidupan sosial semut, dijamin ternganga. Bagaimana dia bergerombol, mencari makan dan membuat rumah. Lebih menarik kalau teman-teman melihatnya di Youtube, awas bandwith boros he he. Setelah memberikan insight itu, beberapa teman pada senyum dan tertawa. Salah satu orang nyeletuk, lha terus insightnya apa? ..... Wah ini orang yang kurang terbuka, hanya tahu insight itu membahas tema pokok cerita dan dihubungkan ke pekerjaan.

Saat saya masih jadi Kadept. Setiap BAK (setiap hari), semua orang harus memberikan tanggapan atas cerita, dan saya selalu memberikan contoh tanggapan yang tidak mainstream. Cerita tentang kegigihan bersekolah, jangan gigih aja yang dibahas, yang diulas, dihubung-hubungkan dengan pekerjaan. Kalau saya, akan membahas tentang dunia pendidikan, seragam sekolah, transportasi dia ke sekolah, kenapa dia harus sekolah, dll. Sehingga yang mendengarkan insight jadi nggak bosen, BAK jadi lebih menarik.

Melihat suatu masalah dan peluang tidak baik kalau hanya dari satu sisi, musti di putari sehingga pengetahuan kita jadi menyeluruh. Dan itu musti dilatih, semoga cara saya memberikan insight di BAK ini bisa membantu orang-orang disekitar supaya berpikir secara integral.

2 komentar:

Barusan Pulang

Friendship