Minggu, 29 Mei 2011

Sekali Dayung, Dua Tiga Pulau Terlampaui

Judul diatas saya ambil karena kali ini saya akan menulis mengenai pengalaman menikmati Indomie, tahu kan Indomie? salah satu produk asli Indonesia buatan Indofood, yang telah menjadi ‘makanan pokok’ masyarakat Indonesia dan berhasil mendunia dengan menggunakan brand yang sama. 

Nah pengalaman saya ini akan saya tuangkan di Blog Sing Biasane dan akan saya kirim ke kompetisi cerita indomie. Mudah-mudahan pengunjung BSB menyukai (bukan mie nya lho) dan juri dari Indofood juga. So satu kali dayung, dua tiga pulau terlampaui……
 
Di keluarga kami indomie atau mie instant merk lain lah [tahun 90’an masih di dominasi indomie juga], menjadi makanan/ lauk alternatif jika memang Ibu tidak memasak. Kami adalah salah satu keluarga di Indonesia yang menikmati mie instant sebagai lauk untuk menemani nasi, jadi 1 bungkus mie instant biasa kita nikmati berdua atau bertiga. 

Ternyata setalah remaja pemahaman saya nih kelihatannya salah, karena mie instan sebenarnya dinikmati hanya mie saja.

Mie Goreng Kuah
Maklum, keluarga kami dulu bukan termasuk keluarga yang menengah ke atas, jadi untuk mie instan, martabak, bakso dan nasi goreng pun menjadi ‘lauk’. Dulu mie instant yang masih sering kita nikmati adalah mie goreng, sedangkan mie kuah jarang disediakan oleh ibu. 


Nah karena stok kami nih memang mie goreng saja, saat kami ingin menikmati mie kuah. Ibu  dengan ‘pede’ nya mengolah mie goreng - yang dihidangkan menjadi mie kuah. Alakazam!.... gimana nih, saat pertama kali ‘produk ini di launching’ kami sempet protes “kok mie goreng di kasih kuah?”, “udah makan aja!” jawab ibu. Ternyata kenikmatan rasanya gak masalah juga, malah ada rasa baru yang bisa kita dapat dari indomie goreng.


Pizza Mie
Beda dengan mbak saya – Reni namanya, saat kami tinggal di rumah Mbah yang kosong (karena
beliau telah meninggal) di tahun 1995an - pada satu malam mbak Reni nawarin “Mau Pizza gak?   tak buatin”, “wah Pizza buat sendiri? Beneran nih” kataku gembira. “Oke tungu aja disini”, karena penasaran….saya lihat aja saat Mbak Reni mulai mengolah ‘Pizza Mie’. 

Seperti biasa : Indomie (rasa apa saja) di rebus hingga matang dan ditiriskan, kemudian campur mie tadi dengan bumbu-bumbunya dan telor…..aduk hingga rata. Panaskan wajan atau pan (teflon) yang telah dilapisi minyak, goreng adonan tadi dengan bentuk menyerupai Pizza – tunggu hingga matang dan akhirnya jadi deh. Saat beranjak remaja dan dewasa beberapa teman telah mengenal Pizza Mie ini, dan sebagian menyebutnya Omelet Mie.

Mie Kari Ayam Asin
Nah yang terakhir tentang pengalaman saya sendiri mengolah mie instant, apa itu? Ini sebenarnya kebalikan dari dengan pengalaman dengan Ibu. Sewaktu kecil mie kari ayam saya anggap adalah jenis mie goreng, jadi saat mengolah menghidangkan mie kari ayam saya tidak menggunakan kuah. Rasanya? Bisa dipastikan lebih asin, namun karena saya menikmati mie instant selalu dengan nasi – maka rasa asin itu pun bisa di alihkan. 


Hingga diwaktu kuliah saya baru  sadar bahwa selama ini salah setelah beberapa kali bertanya dengan teman-teman, “kenapa ya Indomie kari ayam rasanya asin ?” – kadang geli juga kalau mengingatnya.

Ya itu tadi tiga pengalaman tentang mie instant yang saya ingat, dan menarik tentunya. Saya yakin pengunjung setia Blog Sing Biasane juga mempunyai pengalaman dengan Indomie atau mie instant yang lain – bagi ke kita dong.

1 komentar:

Barusan Pulang

Friendship