Besi berkarat, Hati juga bisa lho

Sebelum Ramadhan tiba kita disajikan berita berita yang sangat menyayat hati, bahkan hati nurani. Kasus kasus kejahatan seksual seakan merekah bak cendawan di musim hujan. Dari mulai anak – anak hingga orang tua, dari yang korbannya anak hingga pelakunya juga masih anak-anak.

Saya nggak tega menceritakan kejahatan ini, bahkan saya gak tega membaca isi beritanya. Sesaat berhenti setelah membaca headline yang biadab ini, membikin hati gak karuan, geram, sedih, emosi, punya solusi tapi sangat amat sulit dilaksanakan.

Apakah mereka nggak mengenal perikemanusiaan? Bahkan kejahatan mereka ini bisa dikategorikan seperti perbuatan binatang. Apakah mereka nggak mengenal agama? Padahal di sekolah ada jam pelajaran agama, di kampung banyak aktivitas keagamaan, di rumah juga keluarga yang selalu mengingatkan hal baik serta melarang hal buruk.

Berita berita seperti ini hampir memenuhi semua media, setiap melihat televisi informasi yang sama juga tidak jarang muncul lagi. Dari mulai temuan kasus, analisa, pendapat pakar, proses persidangan hingga putusan hakim yang kadang berakhir ricuh.

"Sesungguhnya, hati itu dapat berkarat sebagaimana besi berkarat ". Rasulullah SAW lalu ditanya: Apa yang bisa membuat hati agar tidak berkarat? Rasul menjawab: "Membaca Alquran dan mengingat kematian." (HR al-Baihaqi).

Apa mungkin ini ciri-ciri hati yang berkarat ya, hati berkarat adalah mudah rapuh, disenggol setan langsung bengkok, tidak kokok dan kuat saat masih menjadi besi bersih. Akibatnya perbuatan-perbuatan setan mudah dilakukannya, hatinya tidak bisa menahan godaan, cobaan di hadapinya dengan mengeluh dan menyalahkan, jarang bersyukur malah menjauh dari Allah Swt.

Seperti hadits diatas, agar hati kita tidak berkarat adalah dengan sering membaca Quran dan mengingat kematian. 2 aktivitas ini rasanya cukup mudah untuk dilakukan, walaupun belum memahami benar esensinya. Namun memulai atau melakukan itu jauh lebih baik daripada membayangkan dan merencanakannya saja. Karena kebiasaan yang disertai belajar menjadikan kita paham, dan akan meningkatkan kualitasnya.

Kesedihan yang lain adalah apakah nggak ada ya berita yang membanggakan, berita prestasi pemuda indonesia, berita cerita sukses seseorang, berita tentang nikmat Allah yang di dapat seseorang. Warga Indonesia juga membutuhkan motivasi, inspirasi, kebanggaan, minimal membuat mereka tersenyum dan bersyukur akan keadaan sekitanya.