Senin, 14 September 2015

Bikerful Whit Little Syirik

Perseteruan pendukung Presiden Indonesia masih saja bergema dimana mana, dari di diskusi warung kopi hingga medsos dan berita di tv. Baru baru ini teman saya mengaitkan bencana asap di Sumatera dan Kalimantan, dollar yang meningkat, dan jatuhnya crane di masjidil haram saat terjadi saat Presiden kita  berkunjung ke Timur Tengah.

Pertama adalah tidak boleh mengaitkan suatu kejadian dengan personal atau sesuatu. Misal dagangan gak laku karena dilewati kucing hitam, ada kunjungan ketua ormas trus terjadi tanah longsor, warga sekitar makam jadi kaya karena tinggal di makam wali, dsb.

Jika ada suatu kejadian pasti datangnya dari Allah Swt., manusia harus menjalani dan bukan menyalahkan. Allah Swt., punya rahasia yang ilmu manusia nggak bakal nyampe, kita hanya diminta mengusahakannya dengan maksimal. “Sesungguhkan Allah tidak akan merubah keadaan suatu kaum, sebelum kaum itu sendiri mengubah apa yang ada pada diri mereka” QS 13:11.

Ada hukum sebab akibat atau sunnatullah yang jika di lakukan akan berakibat langsung dan akan menjadi pahala atau dosa kita. Misal menggergaji pohon, pasti pohon akan tumbang. Memukul orang, bisa jadi dibalas pukul. Menyetir ugal ugalan, bisa jadi akan terjadi kecelakaan.

Namun jika ada kejadian kemudian dikaitkan dengan personal atau sesuatu, bahaya syirik mengancam. Tidak mempercayai bahwa Allah lah yang mengatur segala sesuatu, maka kembalikanlah semua pada Allah. Hindari menyalahkan orang, hindari meminta ke orang, hindari berharap ke orang dan hindari berlebihan ke orang.

Misal anda sebagai orang yang diberi jabatan baru , pekerjaan baru, di tempat yang baru. Cukup sulit jika harus dituntut keberhasilan di waktu yang singkat, beberapa dari kita mungkin sudah pernah mengalami. Bagaimana rasanya anda di tekan, di perhatikan, di caci banyak orang saat anda berproses melaksanakan pekerjaan dan sedang melakukan perbaikan.

Bagaimana caranya anda dan orang lain tahu kita di trek yang benar, sehingga dukungan jadi penyemangat, kritikan jadi pengingat dan caci maki jadi penghangat. Adalah dengan berpegang pada Quran dan Sunnah. Walaupun sebenarnya enggak bisa dilaksanakan juga, lha wong negara kita ini menggunakan sistem demokrasi yang kapitalis dan hampir sekuler. Hi hi

1 komentar:

  1. betul itu, klo warga negara indonesia masih saja berseteru seperti itu, sehebat apapun presidennya pasti gak akan pernah maju.

    BalasHapus

Barusan Pulang

Friendship