Senin, 12 September 2011

Di Hukum Petani : Part 2

Yo yo yo…welcome back to Blog Sing Biasane - The Ordinarily Blog, udah nemu bahasa inggrisnya nih. Masih melanjutkan hukuman di minggu sebelumnya, apaan tuh? ‘Di Hukum Petani’!... ojo mbleyer lah jon. Kebiasaan-kebiasaan petani yang bisa kita cermati, akan rizalarable teruskan. Di Part 1 ada 3 kegiatan dan kali ini akan diteruskan 3 kegiatan berikutnya…semoga bisa menjadi inspirasi bagi Anda.

 Keempat, tahu nggak kalo para petani (peternak juga) sekarang ini jarang dan jarang banget mencoba menanam sendiri, mencoba dengan caranya merawat sendiri, dia nyuruh-nyuruh orang mengusir hama dengan pikirannya sendiri – bahasa kerennya trial and error. 

Kebanyakan dari mereka selalu bertanya:, bertanya ke Orang Tuanya, ke Pamanya, temannya mengenai pengetahuan/ilmu bertani (berternak juga) dan biasanya mereka sewaktu kecil juga melakukan hal tersebut. Sehingga proses menjadi tahu adalah dengan bertanya dan praktek langsung.

Masih yang keempat, Beberapa petani – khususnya yang modern mengikuti pembelajaran dan pelatihan untuk lebih meningkatkan produktivitas hasil pertaniannya. Pastinya mereka harus bayar untuk mengikutinya, namun seperti pada kebiasaan kedua – bahwa mereka mempunyai harapan dan keyakinan untuk berhasil/ lebih baik. 


Disana para petani bisa bertemu orang-orang yang telah berhasil di bidang pertanian/ peternakan atau ilmuwan di bidang yang sama. Sehingga dengan bertemu dan berdiskusi  dengan orang-orang tersebut, pengetahuan dan semangatnya pasti meningkat.

Kelima, setelah melakukan keempat hal diatas, pada waktu panen harusnya para petani bisa menikmati hasilya. Namun itu tidak selalu, kenapa? Karena ada ‘sesuatu’ diluar kemampuan kita, yang tak terduga, seperti tiba-tiba banjir, wabah penyakit, gempa bumi, gunung meletus, serta kejadian lainnya. 

Petani selalu sabar dan iklash, karena hal ini kadang selalu terjadi – menerima dengan lapang dada adalah pilihan para petani. Tuhan mungkin memberi cobaan atau bahkan hukuman, pasti dengan tujuan agar para petani menjadi insan yang beriman dan kembali ke jalan yang benar.

Setelah merasakan gagal panen dan kerugian, biasanya pak tani dan bu tani juga – membuang semua tanaman dan mengambil yang masih bisa di rawat. Gak repot-repot menyuburkan tanaman yang rusak, namun meninggalkannya. Pesan dari kebiasaan yang keenam adalah ‘Jangan menangisi hidup anda, kurangi kerugian dan lanjutkan hidup anda’.

Hah,,,,semoga dengan analogi kebiasaan-kebiasaan petani diatas, kita bisa dengan mudah mencocokkan dengan kondisi anda sekarang. Salam dari rizalarable untuk pengunjung setia Blog Sing Biasane…

0 comments:

Posting Komentar

Barusan Pulang

Friendship