Gak Kuat atau Gak Syukur?

Hal ini buat saya sadar nanti kalau merintis bisnis, memulai lagi dagang, waktu/jam harus lebih banyak dari kerja kantoran. Saat merintis pun sama, musti bercapek-capek ria di luar jam kerja untuk membangun sistim dan jaringan. Sistem di kantor lebih tertata, saat merintis gak ada yang tertata. Serba serabutan, serba awut-awutan, semua dipikirkan, semua dikerjakan.

Di tempat kerja ini (WJ Group) saya rasakan feel wiraswasta masih kental, apalagi yang bagian sales. Mereka dibuat bagaimanapun caranya bisa jualan sebanyak mungkin, perusahaan menyediakan barang yang cukup untuk senjata jualan. Analisa dan keputusan harus juga segera, jangan melewatkan kesempatan begitu saja.

Di Warehouse pun, musti closing setiap hari. Artinya stock di sore harus cocok dengan sistem, barang yang di ambil sales, terjual dan yang dikembalikan akan di cek sore itu juga. Setiap hari harus stock opname, nyocokin transaksi sampe malam, kepala gudang always pulang setelah maghrib. Akhir minggu atau akhir bulan, problem closing jarang terjadi, karena setiap hari sudah dibuat bener.

Dimana letak kental wiraswatanya bos,.... aroma loyalitasnya yang dibuat kental. Bos kalau nanya gak kenal waktu, mau malam, pagi bahkan hari minggu pun atasan ane nelpon. Nanya semua hal, apakah sudah dikerjakan, kenapa belum, kenapa gak ngelakuin ini, itu, ayo segera, ayo dicoba. Ini saya rasa karena yang diurusin beliau banyak, tapi semua pengen di ketahui, dipastikan, diarahkan, jangan sampai mbleset.

Hal ini pun sangat berimpak ke saya, yang masih belum terbiasa dengan model kerja seperti ini. Pernah di once upon day, dari Sabtu sore, malam di telpon terus, di paksa ngelakuin sesuatu yang bener-bener sulit dilakuin. Sampe minggu pun di telpon terus menerus, pagi sampe 4 kali. Sholat dhuha saya berantakan, mandi pun sampe kesiangan. Gak kuat dan nangiss, nangis karena sakit hati.

Baru sekarang kerja sampe bikin nangis. Sudah terkumpul kesabaran selama sebulan ini, pecahnya dalam bentuk air mata. Wis lah gak usah lama-lama di WJ, kalaupun bisa 3 bulan, 3 bulan aja. Berdoa ke Allah semoga memberikan jalan dan petunjuk. Karena i dont know juga apa yang bakal terjadi dikemudian hari, kepada Allah sajalah keyakinan itu disandarkan.

Satu lagi yang saya pikirkan about my boss and WJ, dengan segala pendapatan seperti ini, mereka masih merasa kurang aja. Walaupun jika niatnya mulia ingin memberikan pilihan air minum terbaik untuk masyarakat, kalaupun pabrik sudah mentok gak bisa supply, ya udah selesai, kita sudah merasa maksimal, jangan di paksa lagi. Nah ini Pabrik ‘segede’ Aqua dipaksa oleh distributornya berproduksi sampe lembur dan minggu karena stock habis, stock kurang.

Tapi kalau niatnya untuk membesarkan lagi omzet, profit, trus nabok nyileh tangan. Karyawan di paksa kerja dan kerja, kesejahteraan hanya secukupnya. Letak syukurnya dimana? Bukankan kalau bersyukur nikmat akan ditambah. Sayangnya my boss isn't muslim, jadi gak tahu dan paham ayat itu. Sikap Boss saya ini buat masukan saya ajalah, kerja keras optimal dan maksimal di contoh, syukur musti jadi pegangan.