Minggu, 29 Januari 2017

OM kesini OM!!


Tulisan ini gak ada yang menarik kok, jadi saya sarankan kalau anda nemplok nggak sengaja buka postingan ini... saran saya nggak usah diterusin. Kenapa? Karena tujuan saya hanya mengenang, ntar-ntar bisa nostalgia. Sekalian latihan nulis, dan ikut menyemarakkan OM telolet OM!

Kami punya Oom dan Tante yang biasa dipanggil OY dan TP, itu adalah inisial namanya. Karena dulu sering disebut (terkenal kali ya) jadinya kami singkat aja supaya cepet ngobrolnya. OY sekarang menjabat Wakil Rektor di Universitas swasta di Malang, sedangkan TP adalah adik ragil Ibu saya.


Pertengahan Desember kemaren OY TP dolan ke Pati, dalam rangka menghabiskan cuti dan ada rencana kunjungan ke rekan Dosen peneliti mengenai Brain. Setelah ku ingat-ingat TP OY ini terakhir di Pati ya setahun yang lalu, di bulan Desember pula.

Setahun lalu sekalian dari Tuban mengantar ponakan (sepupu saya) lamaran, dan kalau disini kenapa ya selalu ada tujuan lain. Saat itu adalah minta diantar ke sentra batik lasem, OY suka batik (tulis) setelah penelitian S3nya mengenai pressure pekerja Batik.

Saya langsung praktek nyetir mobil, belum fasih bener tapi nyoba aja dan ternyata berhasil!! PP Lasem-Pati. Kami sangat akrab dengan TP dan OY karena dulu saat kuliah saya tinggal 5 tahun di rumah mereka dan jarang pulang he he. Kenal banget lah dengan beliau berdua.

Kali ini kunjungan ke Pati agak lama, sampe-sampe saya harus cuti di hari Senin. Selain minta diantar cari alamat di Jepara, TP pengen maen ke Semarang. Setelah tahu kerjaan saya pindah ke Semarang, oke deh perjalanan jauh nih...nambah jam terbang nyetir.

Karena belum sebulan di Semarang, tempat wisata yang dekat dan unik untuk dikunjungi adalah Klenteng Sam Pho Kong dan Lawang Sewu, nggak lupa tempat kerja saya yang baru di Kawasan Industri Candi pun kami datangi. Karena nyampe di siang hari, kunjungan pertama kami putuskan ke Lawang Sewu.

Lawang Sewu : tempat unik yang satu ini sudah mengIndonesia saya rasa, anda pun tahu lah ‘keberadaannya’. Sebuah kantor pemerintahan di jaman Hindia Belanda yang memiliki ratusan pintu, bentuk bangunannya pun masih terjaga baik. Selain melihata bangunan kuno dan ratusan pintu, pengelola juga menyiapkan foto sejarah, miniatur sejarah dan barang-barang peninggalan jaman Belanda. Pengunjung pun dimanjakan dengan jam buka setiap hari, dari pagi sampai malam. Mau kapan pun ayoook.

Kalau Klentheng Sam Pho Kong adalah salah satu dari 1000 tempat Sembahyang Umat Tionghoa di Semarang. Waow seribu... ini karena banyaknya, kayak lawang sewu itu. Klentheng terbesar di Semarang ini masih aktif, namun karena sekarang jadi tempat wisata. Lokasi yang khusus untuk ibadah pun juga harus bayar, wiihh perjuangan bener nih mau ibadah.


Gak banyak yang bisa saya ceritakan tentang 2 tempat itu, semoga foto-foto yang bertebaran di posting ini bisa mewakili kata-kata saya.

1 komentar:


  1. Awalnya aku hanya mencoba main togel akibat adanya hutang yang sangat banyak dan akhirnya aku buka internet mencari aki yang bisa membantu orang akhirnya di situ lah ak bisa meliat nmor nya AKI NAWE terus aku berpikir aku harus hubungi AKI NAWE meskipun itu dilarang agama ,apa boleh buat nasip sudah jadi bubur,dan akhirnya aku menemukan seorang aki.ternyata alhamdulillah AKI NAWE bisa membantu saya juga dan aku dapat mengubah hidup yang jauh lebih baik berkat bantuan AKI NAWE dgn waktu yang singkat aku sudah membuktikan namanya keajaiban satu hari bisa merubah hidup ,kita yang penting kita tdk boleh putus hasa dan harus berusaha insya allah kita pasti meliat hasil nya sendiri. siapa tau anda berminat silakan hubungi AKI NAWE Di Nmr 085--->"218--->"379--->''259'

    BalasHapus

Barusan Pulang

Friendship