Apa nggak ada tema lain untuk khotbah Idul Adha?

Sampai saat ini saya cukup bosan jika khotib Idul Adha hanya bercerita mengenai proses Nabi Ibrahim mendapat (menunggu) anaknya Nabi Ismail, meninggalkannya di padang batu tandus, melempar setan, safa marwah, air zam-zam, penyembelihan Ismail, jadi domba dan perayaan Idul Adha. Nah itu doang!

Tapi setelah dipikir pikir, kenapa saya bosan ya? ini karena sejak kecil saya mendapat cerita yang sama, dengan sedikit bumbu motivasi dan seringkali sama. Tapi setelah merenung nulis posting ini, jadi merasa nggak apa apa deh. Kenapa? Karena memang banyak anak kecil yang belum pernah atau belum memahami cerita ini.

Tapi bagaimana menyingkapinya, karena saat sholat Idul Adha, jamaah terbanyak ya orang dewasa. Yang memperhatikan ya orang dewasa, anak-anak main ajah. Nah ini dia, dibutuhkan khotib yang berpengetahuan luas dan kreatif. Bumbu cerita dan tambahan motivasi harus bisa menggugah dan mengubah jamaah. Jangan sampai jamaah pulang dengan kesan, ya udah..... potong kambing yuuk.

Beberapa beberapa khotbah Idul Adha yang menggugah dan mengubah saya akan campurkan disini.

Kehidupan selalu berubah, seringkali tidak sesuai keinginan kita. Ibrahim pengen punya anak, namun Allah berkehendak menahan hingga usia 86 tahun. Pengen punya istri satu selamanya, malah diminta nikah lagi. Punya anak, diminta Allah meninggalkan di padang batu. Tidak dibekali apa-apa, Siti Hajar lari ke Safa Marwah bolak balik, eh muncul sumber air di tempat dia berteduh. Ismail sudah dewasa, pengen di didik menjadi penerus, diperintah Allah untuk disembelih. 

Sedikit riwayat singkat Nabi Ibrahim ini meminta kita untuk memahami bahwa kamu harus berusaha tapi hasilnya biar Allah yang atur. Percaya aja jangan ragu, Ibrahim muda sudah membuktikan janji Allah saat menaatinya, masuk bara api pun enggak terbakar. Kita berikhitiar tiap hari, bulan, tahun, untuk sesuatu hal, tapi enggak mendapat yang sesuai kita inginkan.

lanjut neks week yak.....