Negara Salah Urus

Saat pulkam ke Surabaya, saya selalu menyempatkan pergi ke Malang. Karena ingin menengok makan Ibu, dan bersilaturahmi dengan Tante dan mbakyu kedua. Kebetulah di rumah tante sedang ramai, tante dari Jombang (inc. keluarga) datang dan mbakyu (inc. keluarga) juga datang.

Cowok dan cewek ngobrol terpisah, setelah ngobrol ngalor ngidul. Sampai pada topik mengenai kepemimpinan dan konsidi Indonesia, kakak ipar saya mengatakan bahwa Negara ini salah urus – karena memang saat Pilpres jagoannya adalah Prabowo. “Hanya butuh 1000 orang untuk memperbaiki Indonesia”, ganti semua pimpinan. Dari presiden, Menteri, Gubernur, Bupati, Walikota dan lainnya.

Saat itu kami agak terdiam, karena sebagian besar memang pendukung Jokowi. Trus obrolan beralih dan terus ganti topik. Sebenarnya saya ingin menyanggah disana, karena memang saya punya argumen. Tapi untuk menjaga perasaan dan agar suasana di pertemuan keluarga ini tetap kondusif so ane diam sahaja.

Yang ingin saya sampaikan adalah, Negara ini memang salah urus. Tapi bukan hanya pemimpinnya, tapi semua penduduk disini yang membuat negara ini salah urus. Dengan hanya mengganti 1.000 orang bisa memperbaiki situasi dan kondisi Negara? jelas saya katakan tidak mungkin. 

Berharap ada pemimpin yang cerdas, berani, tulus dan ikhlas membangun negeri di jaman sekarang ini sungguh sebuah mukjizat. Nama nama seperti Risma, Ridwan Kamil, Ahok dan pimpinan daerah berkualitas lainnya, baru muncul mungkin 50 tahun sekali. Itupun kalau ada orang tulus juga yang mau mengenalkan dan memberik kesempatan kepada orang lain.

Kita sekarang menghadapi krisis kepercayaan dan butuh pembuktian, namun kita juga doyan di suap oleh rupiah.... dollar juga ding. Gimana caranya 250 juta rakyat Indonesia bisa percaya dengan penggantian besar-besaran 1.000 orang begitu saja, apalagi jika nggak ada bukti. Kalau nunggu bukti ya malah kapan?, karena banyak orang baik tidak diberi kesempatan untuk membuktikan... hanya karena money.