Pemimpin Berhati Visa

 Habrewwhhh…tema keempat #10DaysforAsean buat saya pening, karena memang jarang jalan-jalan ke LN lagi. Apa itu Visa…. aku nggak paham, denger iya dan selesai. Akhirnya yo musti penelitian lagi (padahal googling), ini yang saya suka ikut lomba nulis dengan tema – jadi banyak belajar.

Jadi gini ceritanya, Dunia ini terdiri dari banyak negara dan mempunyai aturan / norma / nilai tersendiri. Sehingga penduduk negara lain tidak memahami apa yang dipahami oleh negara kita. Piye yo, kok jadi gini sih arahnya…. . Visa tuh kayak surat rekomendasi untuk memasuki suatu negara, dan di keluarkan oleh Negara yang dituju.

Kalau hal yang berbau urus mengurus, bawaannya pasti dah males. Karena itu pas ada pertauran baru bebas Visa atau Visa on Arrival, senengnya bukan main. Saya sempat memanfaatkannya ke Singapore, bawa paspor aja dan masuk deh. Di negara Asean kita bisa masuk hanya dengan paspor saja, kalo di Myanmar eittsss nggak bisa - karena negara itu penuh konfilk dan mencurigai siapapun yang masuk ke kesana.

Walaupun gitu kerjasama ekonomi, perdagangan, pertanian dan tenaga kerja hingga pendidikan telah dilakukan. Bahkan kunjungan wisata dari dan ke dua negara terus meningkat.

Jadinya nggak masalah tuh dengan adanya pembuatan Visa, asal nggak ribet ya. Karena dokumen dokumen yang di syaratkan Negara tujuannya untuk mengumpulkan data kok, kemudian di analisis, dan dipakai saat ada kebijakan atau keputusan yang membutuhkan data tersebut. Tapi banyak oknum yang malah merepotkan warga saat membuat dokumen, apa pun itu.

Masyarakat sudah skeptis saat akan membuat suatu dokumen, pasti repot dan keluar duit. Padahal negara yang butuh dan oknum itu di gaji Negara untuk mengumpulkan data itu. Jadinya pas ada bebas Visa atau Visa on Arrival senengnya bukan maen. Jadi malah curhat nehh…… semoga banyak bermunculan pemimpin yang beriman dan taat dengan Tuhannya sehingga saat bekerja dia mematuhi aturan.